Foto: Marthin Siagian |
Medan │ Neraca — Pelantikan Dewan Perwakilan Mahasiswa periode 2016 – 2017 yang direncanakan akan diselenggarakan Sabtu (25/6) pukul 14.00 WIB diundur hingga lebih dari 1 jam. Bertepatan pukul 15.46 WIB tamu undangan yang terdiri dari perwakilan UKM dan HMPS banyak membubarkan diri karena kecewa dengan tidak adanya kejelasan mengenai acara yang tak kunjung dimulai.
Kepada Tim Neraca pihak DPM menjelaskan alasan diundurnya pelantikan karena pihak DPM yang diwakili oleh Emmy Paramitha dan Arif Supirman dan pihak BEM yang diwakili oleh Syarif Alam Hasibuan, Muhammad Fitra dan Rindang Sitanggang sedang berdiskusi dengan Direktur dan Wakil Direktur. DPM mengatakan pertemuan tersebut tidak diketahui tamu undangan yang hadir karena ponsel milik pihak DPM yang sedang berdiskusi tidak dapat digunakan untuk menghubungi rekan yang menunggu di aula.
Ketika ditanyai perihal yang didiskusikan, pihak BEM maupun DPM memilih bungkam. Dicurigai hal ini berkaitan dengan pers release yang dipublikasikan Kementerian KOMINFO BEM via media sosial Line dan Instagram pada Sabtu (24/6) malam, yang menyatakan bahwa BEM Politeknik Negeri Medan tidak mengakui adanya DPM Politeknik Negeri Medan Periode 2016 – 2017 melalui Surat Pernyataan tertanggal 21 Juni 2016 karena bertentangan dengan UUD KEMA. Beberapa pasal yang dijadikan acuan diantaranya pasal 1 ayat (2), pasal 1 ayat (3) dan pasal 7 ayat (1).
Dari hasil diskusi, Emmy mengungkapkan Direktur masih belum mendapat kesimpulan dari hasil pertemuan tadi. Ia juga mengatakan bahwa Tim Formatur untuk pemilihan DPM adalah salah dan akan diubah nanti.
“Pelantikan akan dilanjutkan setelah lebaran,” tutur Emmy.
Mengenai alasan mengapa BEM bersuara disaat pelantikan kepengurusan baru DPM hanya tinggal hitungan jam, BEM melalui media sosial Line Kementerian KOMINFO menjelaskan karena menurut mereka itu adalah waktu yang tepat untuk bertemu seluruh ORMAWA dan Wadir III, dan diharapkan dari pertemuan itu akan timbul solusi untuk KEMA yang lebih baik lagi.
BEM menyadari bahwa mereka atau siapapun di luar DPM tidak memiliki hak untuk menggelar Konferensi Mahasiswa. Maka dari itu pihak BEM sempat mengajukan kepada DPM untuk menggelar Konferensi Mahasiswa IV sebanyak dua kali. Namun tidak ada tanggapan dari DPM sehingga BEM memilih memanfaatkan forum resmi DPM dalam pelantikan kepengurusan baru sebagai kesempatan untuk duduk dan membicarakan masalah yang ada dengan pihak rektorat.
Berkenaan dengan penundaan acara yang cukup lama, salah satu tamu undangan yang pada akhirnya memilih pulang berkomentar, “Kalau ditanya, ya, pasti sedikit kecewa karena sudah hampir satu setengah jam saya disini tetapi tidak ada kejelasan. Sedikit saya berkomentar tentang keadaan KEMA Polmed sekarang, sudah agak mengkhawatirkan. Saya beranggapan ini adalah suatu tindakan balas dendam. Mengapa saya bilang begitu? Karena di hari H pelantikan DPM baru mereka (BEM-red) melontarkan komentar-komentar. Saya harap kedepannya KEMA menjadi lebih baik lagi.” (RWH)