Foto: May Sarah |
Medan | Neraca –BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) Politeknik Negeri Medan (Polmed) bekerjasama dengan UKMI (Unit Kegiatan Mahasiswa Muslim) Polmed menyelenggarakan kegiatan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) 2017 dengan tema “Melangkah Bersama Menyiapkan Generasi Qur’ani Menuju Indonesia Emas”. Kegiatan ini dilaksanakan selama 3 hari yaitu pada 27 – 29 April 2017 di Gedung Serba Guna Polmed. Adapun beberapa kategori yang diperlombakan pada MTQ ini yaitu Tilawah Qur’an, Cabang Hifzil, Cabang Syarhil, Cabang Fahmil, Kaligrafi, dan Esai.
Ferdi selaku ketua panitia menyebutkan bahwa nantinya Juara I MTQ tahun ini akan diperlombakan dengan Juara I MTQ di tahun sebelumnya pada STQ (Seleksi Tilawatil Qur’an), kemudian yang menjadi pemenang dari STQ ini akan dibawa ke MTQ tingkat nasional di Malang yang diperkirakan akan dilaksanakan di akhir Bulan Juli. Sebelum berangkat ke tingkat nasional, pemenang yang lolos dari STQ nantinya akan mendapatkan pembinaan dari LPTQ (Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an).
Sebelumnya, kegiatan MTQ ini direncanakan akan dilaksanakan di Gedung Z Politeknik Negeri Medan namun tidak terealisasi, “Karena kemarin gini, ada masalah juga sedikit dari atasan bahwasannya kenapa tidak diperbolehkan di Gedung Z karena ditakutkan dari pihak atasan itu ada namanya sara jadi pihak atas nggakmau memberi izin,” ungkap Ferdi.
Untuk sumber dana, Ferdi mengatakan bahwa sumber dana utama berasal dari Politeknik Negeri Medan dan dosen-dosen Muslim Polmed. Selain itu juga pihak panitia meminta bantuan dana dari pihak perusahaan serta kontribusi peserta lomba yaitu Rp 15 ribu per cabang lomba.
“Saya rasa kalau dibandingkan dengan tahun yang sebelumnya, mungkin di tahun ini antusiasnya lebih meningkat karena saya lihat dari semua cabang yang dilombakan itu ada dari setiap prodi. Karena tema kami tahun ini itu menggunakan kafilah. Kafilah itu perwakilan dari masing-masing program studi. Dari jumlah peserta total meningkat. Tahun lalu itu 90 orang, tahun ini 130 orang,” tutur Ferdi ketika ditanya mengenai antusias peserta.
Ferdi juga menyebutkan beberapa kendala yang dihadapi selama penyelenggaraan kegiatan MTQ ini, “Kendala yang pertama di dalam acara itu komunikasi antar panitia. Yang kedua itu komunikasi ke pesertanya juga yang sulit. Seharusnya lomba dimulai jam 8 tepat gitu kan, pesertanya lama datang, jadi dimulai setengah 10 gitu lah. Mungkin kendala di acara itu lah, ketepatan waktu peserta datang.”
“Harapan saya kedepannya, semoga dengan adanya MTQ ini, mahasiswa muslim politeknik itu lebih mencintai lagi Al-Qur’an, lebih menyebarkan lagi Al-Qur’an, dan bisa meng-alquran-kan masyarakat atau meng-alquran-kan mahasiswa,” tutup Ferdi menyampaikan harapannya. (MYS/SLR/NAS)