Foto: DPM Polmed |
Medan | Neraca – Dalam rangka Hari Kebangkitan Nasional dan Hari Reformasi Indonesia, Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Komisi IV Advokasi bersedia untuk menampung, menimbang dan menindaklanjuti aspirasi mahasiswa. Tujuannya tentu untuk mahasiswa yang memiliki keluhan serta ingin menyampaikan aspirasinya, namun tidak paham ingin disampaikan kepada siapa, maka bisa datang ke Pendopo Tata Niaga Politeknik Negeri Medan. Kegiatan ini berlangsung mulai tanggal 22-23 Mei 2017.
Konsep kegiatannya yaitu mahasiswa menuliskan aspirasinya pada selembar kertas serta menuliskan identitasnya. Penulisan identitas dimaksudkan supaya dapat menjaga komunikasi kepada mahasiswa yang memberi aspirasi. Selanjutnya mahasiswa memasukkan kertas ke kotak aspirasi serta memberi tanda tangan. Lalu, mahasiswa dipersilahkan untuk berfoto di photo booth dengan atribut yang disediakan. Foto peserta akan diuploaddi akun Instagram DPM Polmed serta dicari pemenang dengan like terbanyak dan akan mendapatkan buah tangan. Mahasiswa pun dapat diskusi seputar akademik dan keormawaan di Kema Polmed.
Aspirasi yang telah terkumpul akan segera ditindaklanjuti ke pihak rektorat, “Kami akan terus mem- follow up, terus mengambil jalan keluar mengenai tindakan dari pihak rektorat. Nanti dihubungi juga secara langsung dengan yang memberi aspirasi. Kami akan terus berusaha sampai benar-benar tercapai keinginan mahasiswanya. Namun di sini kami juga tidak bisa berbuat banyak karena keputusan ada di pihak rektorat,” tutur Roni Andhika, Anggota Komisi IV.
Usaha dari DPM untuk merealisasikan aspirasi mahasiswa, salah satu contohnya keluh dan kesah mengenai fasilitas seperti ruangan secretariat, “Usaha yang pertama yaitu menyampaikan ke jurusan yang bersangkutan, misalnya saja masih ada beberapa HMPS (Himpunan Mahasiswa Program Studi) yang belum mempunyai sekret. Kalau belum ada tindak lanjut juga, akan kami sampaikan langsung ke pihak rektorat. Sebenarnya dari masing-masing jurusan sudah mempunyai fraksi, contohnya di fraksi (MERSI) Mesin, Energi, Sipil. Semisal HMPS Mesin belum mempunyai sekret, itu yang menyampaikan aspirasi yang pertama ialah dari fraksinya. Selanjutnya fraksi sampaikan kepada jurusan. Kalo jurusan pun tidak menindaklanjuti, maka Komisi IV yang langsung menyampaikan pada rektorat,” ucap Roni Andhika.
Sayangnya, tidak semua aspirasi dapat ditindaklanjuti, misalnya saja permasalahan mengenai transparansi keuangan atau kompensansi yang bersifat sangat menentang. Hal yang seperti itu lebih baik membentuk tim untuk mencari landasan yang kuat.
Untuk selanjutnya akan dilakukan pembuatan proposal untuk pengadaan kotak aspirasi yang dikelola. Alasan harus dibuatnya proposal yaitu lantaran pengadaan kotak aspirasi akan memakan biaya yang besar. Pengadaan kotak aspirasi nantinya diharapkan akan dapat memajukan Politeknik Negeri Medan menjadi lebih baik. (CA)