Foto: Faisal Andika |
Medan | Neraca – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Politeknik Negeri Medan mengirim delegasi dalam kegiatan Engineering Week 2017 yang diselenggarakan oleh Universitas Brawijaya dengan mengangkat tema “Sinergi Mahasiswa Teknik dengan Politik Pembangunan Indonesia” sejak tanggal 13-14 Mei 2017 dengan dua delegasi yaitu Faisal Andika (Teknik Mesin) dan Danu (Teknik Konversi Energi). Peserta yang mengikuti kegiatan ini berasal dari berbagai kampus se- Indonesia seperti Politeknik Negeri Jakarta, Universitas Jambi, Universitas Muhammadiyah Tangerang, Universitas Islam Malang, dan lain-lain. Pembicara meliputi Konversi Lingkungan dan Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan.
Dimulai dengan berdiskusi bersama Konservasi Lingkungan, menanam bakau dan terumbu karang, bagaimana hambatan dan tantangan dalam menghadapi globalisasi dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), eksplorasi infrastruktur, dan teknologi inovasi. Badan Perencanaan daerah di Kota Malang adalah pemerintahan yang melibatkan mahasiswa untuk mendesain tata kota mereka, siapa pun yang terbaik akan diberikan hadiah. Selain itu juga diberikan wadah untuk berinovasi. Berbeda halnya dengan mahasiswa di Medan, apakah pemerintah kita yang kurang sosialisasi atau memang tidak ada.
Ketika membahas Urbanisasi, perpindahan masyarakat desa ke kota. Mahasiswa di sana diberi wadah untuk mengolah kampung menjadi lebih menarik layaknya membuat ikon pariwisata, dengan berbekalkan mata kuliah yang sudah mereka pelajari bisa langsung berdampak pada masyarakat. Saat ini menurut Badan Perencanaan daerah di Kota Malang terdapat sebanyak 70 kampung kreatif yang sudah dibangun. Selain mengubah kampung menjadi lebih menarik, kegiatan tersebut dapat mengurangi urbanisasi. Urbanisasi tidak dapat dihentikan namun dapat dikurangi lajunya. “Sebagai anak teknik bagaimana kita harus tetap mengembangkan inovasi karena dengan menguasai teknologi kita dapat menguasai dunia,” ujar Faisal.
Setiap peserta yang menyampaikan berbagai masalah yang menjadi kendala di daerah masing-masing. Wadah dari kemenset PHBD yaitu bina desa, salah satu karya dari BEM Politeknik Negeri Medan yaitu membakar tanpa asap. Alat tersebut dapat mengubah pola pikir masyarakat, membakar tanpa merusak lingkungan. Saat ini sudah mencapai tahap presentasi semoga dapat mencapai sesuai yang diharapkan.
“Peran mahasiswa dibutuhkan dalam masyarakat dan pemerintah, walaupun pemerintah kita kurang membuka diri namun kita harus tetap kreatif. Inovasi harus ada walaupun nantinya Negara lain yang menggunakan inovasi itu tapi suatu saat dapat menjadi sentilan untuk pemerintah kita,” ungkap Faisal. (ADZ)