Surat ini sebelumnya kutulis di Medan, 15 Maret 2020. Namun, seiring keadaan yang bertambah parah, kuperbarui lagi di Kotapinang, 23 Maret 2020, kota yang kurasa aman untuk mengisolasi diriku sendiri. Sama dengan surat sebelumnya, surat yang ini pun kutulis dalam keadaan sadar dan paham soal apa yang sedang terjadi. Di saat dunia tak lagi digemparkan oleh lagu-lagu hits yang ditulis menengah malam oleh pemiliknya, atau tokoh-tokoh yang merasa dirinya pahlawan dengan membuat kebijakan tak masuk akal. Dunia diperkenalkan dengan yang lebih dari sekedar lebih. Makhluk sebesar 125 nanometer yang kemudian menjadi sumber segala takut manusia.
Surat ini kutulis untuk Indonesia. Di tengah wabah yang semakin lama semakin merenggut nyawa. Ratusan orang terinfeksi, puluhan meninggal, atau puluhan yang juga sembuh.
Kepada pembuat kebijakan dan peraturan,
Terimakasih atas kebijakan #StayAtHome yang kalian berikan kepada kami. Kebijakan kecil ini menyelamatkan banyak orang. Menyelamatkan segala risau yang kian kacau. Tetap bertahan. Kami butuh kalian untuk memimpin kami melewati wabah ini.
Kepada seluruh tenaga medis,
Terimakasih karena telah dan selalu berjuang. Bahkan sampai mempertaruhkan nyawa demi pasien. Tetap sehat. Karena pahlawan seperti kalian mahal harganya di bumi.
Kepada oknum yang masih punya timbunan masker, hand sanitizer, dan bahan sembako,
Indonesia sudah begini. Kalau tidak ada itikad baik dari kalian, apa jadinya negara ini? Kenapa tidak bahu-membahu memerangi wabah?
Kepada yang membaca suratku ini, kamu tentunya,
Entahlah sedang apa kamu saat ini. Menjalankan pendidikan daring, menonton film favoritmu, atau sedang berkumpul dengan keluarga yang biasanya jarang bertemu. Tetap di rumah ya. Dengan di rumah, sama dengan kamu membantu meringankan beban yang lain. Yuk, saling meringankan. Indonesia akan segera membaik. Jangan jadi manusia krisis kesadaran. Semua orang harus berperan, walau sekedar diam di rumah. Jangan lupa makan buah dan vitamin. Karena aku masih ingin melihatmu lain kali. Kalau kamu takut, dengarkan 1 atau 2 album kesukaanmu dan pejamkan mata sejenak. Segelas air hangat kurasa bisa menjadi solusi. Baik-baik di sana. Peluk erat dari sini.
Tertanda,
Afifah