Oleh: Syifa Irhamna
Halu dan batu adalah pembunuh nomor satu
Menyapu hamparan tajuk yang kian merayu
Menelusuri ruang tabu yang keras membeku
Ingin atmaku bertemu ragamu
Namun menyapa saja aku tak mampu
Angin ribut pun seolah membisu
Boleh bertanya?
Kapan aku memilikimu?
Ku terbelenggu pada mimpi yang kutata sendiri
Ku menari diatas tumpukan jerami berduri
Suka cita bernyanyi atas halusinasi
Kukira semua ini baik dan terkendali
Nyatanya kau pergi
Jauh sebelum aku menyadari
Patah hati sebelum memiliki
Kadang kisahku selucu ini
Sudah pagi?
Cepat sekali
Tanpa ku sadari
Baiklah, aku harus bersiap untuk terlihat bahagia kembali
Sampai bertemu lagi di jam tiga pagi