Medan | Neraca dan Ankaa Publisher – Alat musik tradisional merupakan kesenian hasil budaya manusia berupa alat yang bertujuan menghasilkan musik dan berkembang di suatu daerah tertentu. Di masa sekarang ini, orang sudah sangat jarang peduli pada hal-hal yang berhubungan dengan istilah tradisional dan berasumsi tradisional adalah kuno dan tidak modern. Meskipun sebagian kecil masih ada orang-orang yang peduli dan suka terhadap hal-hal yang berbau tradisional, namun kebanyakan dari orang tersebut adalah orang yang sudah berumur atau sudah tua. Seharusnya, generasi muda dapat menghidupkan kembali dan melestarikan semua peninggalan agar tidak hilang dari ciri khas suatu daerah dan tidak tergeser oleh musik-musik modern saat ini.
Inilah yang menjadi dasar pemikiran dari terbentuknya komunitas alat musik perkusi tradisional bernama Komunal Primitif Percussion. Komunal Primitif Percussion merupakan komunitas yang berbasis seni musik dalam konteks kebudayaan dengan spesifik alat atau instrument musik yang digunakan adalah perkusi. Komunal Primitif Percussion dibentuk oleh mahasiswa Etnomusikologi Universitas Sumatera Utara. Komunal Primitif Percussion memiliki arti Komunal: berkumpul, Primitif: kesederhanaan sama rata dan sama rasa, dan Percussion: instrument perkusi. Pengertian secara luasnya adalah berkumpul secara sederhana sambil memainkan instrument perkusi. Di saat generasi muda saat ini yang menyukai musik-musik modern, komunitas ini tetap berupaya untuk melestarikan alat musik tradisional dengan ciri khas dan keunikannya.
Dibentuk oleh Freddy Purba, pada awalnya Freddy hanya membuat perkumpulan kecil untuk bermain perkusi, kemudian berkembang menjadi komunitas yang membanggakan. Unik, kreatif, dan inspiratif merupakan ciri khas dari Komunal Primitif Percussion. Memiliki gaya musik yang khas, membuat komunitas ini mempunyai daya tarik tersendiri, yang pada masa ini musik dengan aliran perkusi ini sangat jarang ditemui.
Meskipun menggunakan alat musik tradisional, Komunal Primitif Percussion memiliki segudang prestasi. Komunal Primitif Percussion juga sering tampil diberbagai festival tanah air, seperti Festival Musik Nusantara oleh KEMENPORA RI tahun 2014 di Jakarta, Festival Tabuik Pariaman tahun 2015 di Pariaman, Sumatera Barat, Festival Musik Tradisional Sumatera Utara tahun 2016 di Medan, Pesta Rakyat Guro-guro Aron tahun 2016 di Patumbak, Deli Tua, Batak Fiesta tahun 2017 di Tuktuk Siadong, Samosir, Ramoti Tao Toba tahun 2018 di Pagoda, Parapat, Jong Batak Art Festival tahun 2017 di Taman Budaya, Medan, Coca Cola Company tahun 2019 di Medan, Kegiatan Toba Caldera Word Music Festival (TCMWF) tahun 2019 Di Lintong Ni Huta, Kabupaten Tobasa, dll.
Selain itu, Komunal Primitif Percussion juga menciptakan karya, seperti Bhinneka, Selayang Pandang, Biring Manggis, Rampak Nusantara Sumatera, Body Perkusi, dll. Komunal Primitif Percussion juga pernah bekerjasama dengan Biro Komunikasi Kemenparekraf untuk menciptakan karya yang diberi judul “Komunitasin Aja”. Hasil karya dari Komunal Primitif Percussion ini dipublikasi pada platform YouTube Kemenparekraf pada tanggal 13 September 2020 dan sudah ditonton lebih dari 7.3 ribu. Karya dari Komunal Primitif Percussion ini menyuguhkan video klip dengan keindahan alam nusantara. Lagu ini diciptakan oleh Komunal Primitif Percussion dengan tujuan membangkitkan semangat seluruh komunitas di nusantara untuk bersatu, berkreasi, dan terus berkarya.