Medan | Neraca – Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Politeknik Negeri Medan mengadakan kegiatan Bakti Sosial Donor Darah bersama Palang Merah Indonesia (PMI) Medan pada Sabtu (26/6/2021) di Gedung Serbaguna (GSG) Politeknik Negeri Medan pada pukul 10.00 s/d 14.00 WIB.
Tidak lupa, acara ini juga dihadiri oleh perwakilan BEM, DPM, UKM, HMPS, IMKA Polmed, HIMBATO Polmed, GMKI sejajaran cabang Medan dan perwakilan LPM Neraca.
Mengingat masih dalam situasi pandemi COVID-19, bukanlah hal yang mudah untuk mengajak orang mendonorkan darah karena adanya rasa ketakutan. Nah, karena timbulnya kebutuhan dan kesadaran GMKI Polmed. Maka, GMKI Polmed berinisiatif mengajak PMI Medan untuk bekerjasama melakukan bakti sosial. Selain itu untuk antisipasi rintangan-rintangan di lapangan, GMKI Polmed sudah menyampaikan motivasi, edukasi dan sosialisasi untuk para pendonor. Terhitung dari pukul 10.00 s/d 12.00 WIB sudah terdapat 25 pendonor darah.
“Donor darah tersebut penting karena banyak manfaat yang bisa didapatkan. Pertama, jika terkait kesehatan organ dalam tubuh dan fisik kita menjadi sehat. Kedua, jika terkait moral juga berhubungan dengan nyawa,” kata Andre Martin Purba selaku Ketua Komisarit GMKI Polmed masa bakti 2020-2021.
Darah-darah yang sudah terkumpul tadi akan disalurkan oleh PMI Medan untuk kebutuhan-kebutuhan di lapangan seperti di rumah sakit, korban bencana alam dan pribadi yang membutuhkan. Ternyata, para pendonor juga tidak hanya berasal dari Politeknik Negeri Medan saja, terdapat juga orang dari luar Politeknik Negeri Medan yang ikut mendonorkan darah.
Karena mendapat respon yang baik dari para peserta yang ikut mendonorkan darah, Rimbun Valentina Y. P. Br. Damanik selaku pendonor darah memberikan komentarnya, “Perasaan saya lega sih bisa mendonorkan darah. Selain bermanfaat untuk diri sendiri juga bermanfaat untuk orang lain. Tetapi, setelah mendonorkan darah tadi saya nggak tahu kalau tangan yang dicucuk jarum belum diperbolehkan untuk mengangkat barang-barang yang berat. Alhasil tangan saya jadi berdarah, kepala terus pusing dan keringat dingin. Untungnya, tim PMI Medan cepat merespon dan mengambil tindakan setelah melihat saya seperti itu, mereka membawa saya untuk berbaring lalu luka saya dibersihkan.
Mereka juga memberi saya susu, roti dan aqua gelas sebagai penambah stamina dan menetralkan kondisi tubuh. Mungkin, karena baru pertama kali jadi saya belum terbiasa. Saya juga harus banyak minum air putih, makan dan istirahat yang cukup. Itu aja kuncinya agar kondisi saya bisa kembali normal.”
Andre Martin Purba juga sangat mengapresiasi para peserta yang sudah berkenan untuk mendonorkan darahnya. Ia juga mengingatkan bagaimana pun situasi dunia tetaplah berbuat baik. Apapun rintangan dan hambatan di depan mata tetaplah semangat. Yakinlah bahwasanya apa yang memang benar dan apa yang mulia itu harus diperjuangkan dan diwujudkan. (PA/AH)