Medan | Neraca – Pada tanggal 9-14 Mei 2022 di Hammamet, Tunisia. 2 orang mahasiswa Politeknik Negeri Medan, Doni Samuel Arefa dari kelas MRKG-4A Jurusan Teknik Sipil dan Muhammad Alif dari kelas EN-6B dari Jurusan Teknik Mesin program studi Teknik Konversi Energi unjuk keunggulannya dalam kejuaraan kancah internasional.
Pada saat wawancara dengan LPM Neraca Doni Samuel Arefa memberitahu prestasi-prestasi yang telah diraihnya sejak Sekolah Dasar. Doni Samuel Arefa memberitahu awal karir kejuaraannya, “prestasi saya yang pertama itu dimulai dari 2010 yaitu Kejurda di Medan dan di situ saya masih duduk di kelas 3 SD, saya meraih 1 perak 1 perunggu di kategori Embu Pemula selanjutnya pada 2011 saya berkarir di event nasional yaitu Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) di Bengkalis, Riau dan di sana saya meraih 2 perunggu. Selanjutnya saya mengikuti Porkot pada tahun 2011 di Medan, Kejuaraan antar Dojo pada tahun 2016 di Aceh Besar, Medan Open I dan II dan Kejuaraan Nasional di Bandung, Jawa Barat pada tahun 2019. Saya juga pernah menjadi peserta dalam ajang kejuaraan dunia E-Kempo World Champhionship 2020 di Portugal yang dilaksanakan secara online dengan cara mengirim gerakan para kesatria untuk dinilai para wasit di Portugal” ujar Doni Samuel Arefa.
Tidak berhenti sampai di situ prestasi yang di raih oleh Doni Samuel Arefa, pada tahun 2021 Doni Samuel Arefa kembali mengharumkan nama Indonesia, “saya mengikuti kejuaraan dunia pertama saya di Antalya, Turki. Puji Tuhan saya mendapatkan 2 emas pada event yang dihadiri oleh 29 negara, dan pada tahun ini yaitu 2022 saya mengikuti kejuaraan dunia di Hamammet, Tunisia dan Puji Tuhan lagi saya mendapatkan 2 perak dan 2 perunggu yang dihadiri oleh 43 negara” ucap Doni Samuel Arefa saat di wawancarai oleh LPM Neraca.
Pada wawancara dengan LPM Neraca Muhammad Alif menceritakan pencapaiannya selama ini. “Mulai dari menjuarai kejuaraan Pekan Olahraga Kota Medan (Porkot), kejuaraan daerah hingga kejuaraan nasional yang ada di Aceh dan kemudian di Bandung pada akhirnya alhamdulillah kejuaraan dunia di Tunisia” jelasnya.
Motivasi terbesar Doni Samuel Arefa adalah membanggakan orang tua bangsa dan negara. Doni Samuel ingin membawa nama Indonesia di kancah Internasional dan memeluk bendera merah putih sambil memegang medali. “Puji Tuhan tercapai meskipun masih dalam single event namun saya yakin dan percaya kedepannya akan ada goals yang lebih besar lagi. Ini semua bukan karna kuat dan gagah saya melainkan karna kebaikan Tuhan atas hidup saya” tuturnya.
Sedangkan motivasi terbesar dari Muhammad Alif ada 3. Dia mengatakan, “Motivasi terbesar saya adalah orang tua saya. Karena saya ingin buat bangga orang tua dan keluarga besar saya. Yang kedua motivasi paling besar saya ialah ingin mewujudkan impian saya pada saat SMA, pada saat SMA dahulu impian saya ingin mengikuti dan menjuarai kejuaraan dunia. Dan yang ketiga motivasi saya ialah ingin membela negara tidak dari jalur perang atau masuk TNI saya ingin membela negara dan membuat nama Indonesia naik lewat jalur prestasi”.
Doni Samuel Arefa dan Muhammad Alif sama-sama mengikuti organisasi Federasi Kempo Indonesia (FKI). Doni Samuel mengatakan jika dirinya memasuki organisasi Federasi Kempo Indonesia (FKI) masih seumur jagung yaitu selama 3 tahun tetapi sudah beberapa kaali mengikuti kejuaraan dunia yang diselenggarakan oleh induk organisasi internasional yaitu IKF (International Kempo Federation) dan meraih beberapa trophy event internasional tersebut.
Menurut Muhammad Alif hal yang berkesan selama pelombaan ialah pada saat berkumpul dengan teman teman dalam satu tim. Karena pada saat berjumpa dengan teman teman disitu kita harus sama-sama membentuk kekompakan di dalam. Setelah waktunya perpisahan terasa sedih.
“Yang paling berkesan adalah chemistry sebuah team yang tidak pernah terlupakan dan kenangan yang indah dapat bertemu atlet-atlet seluruh Nusantara serta sebuah kehormatan bisa bertemu dengan orang-orang hebat disana” tambah Doni Samuel Arefa.
Pesan singkat Doni Samuel Arefa untuk para pembaca dan khususnya mahasiswa Politeknik Negeri Medan yaitu kenali dirimu, kalahkan dirimu sebelum mengalahkan orang lain. Apresiasi dia yang lebih dari kamu dan tetap rendah hati jika kamu berada diatas. Tuhan menyertai kita semua.
Dan pesan dari Muhammad Alif ialah jangan takut untuk bermimpi tinggi karena bisa diwujudkan dengan usaha, doa, dan ridho orang tua, dan jangan lupa libatkan Tuhan juga didalam setiap niat baik. (RAB/MS)