(Gambar : kiplinger.com)
Oleh : Devi Elisa Hasibuan
Kecerdasan buatan atau yang lebih dikenal dengan Artificial Intelligence adalah cabang ilmu komputer yang lebih berfokus pada pola pikir dan sistem kerja manusia, pengembangan intelijen mesin dan sebagainya. Menurut istilah, Al adalah kecerdasan buatan yang ditanamkan manusia ke dalam suatu teknologi yang selanjutnya akan dikembangkan dalam konteks ilmiah atau bentuk dari entitas ilmiah yang sudah tersedia. Beberapa ahli industri juga menjelaskan tentang artificial intelligence yaitu seluruh hal yang bisa diketahui di masa kini dan masa yang akan datang.
Dewasa ini, Artificial Intelligence menjadi perbincagan banyak orang, mulai dari AI yang mampu membuat beberapa avatar, menggunakan photo selfie, sampai pada AI yang mampu menjawab apapun pertanyaan yang diberikan.
Keberadaan AI sangat membantu dan meminimalisir pekerjaan manusia, Meningkatkan efisiensi dalam berbagai sektor, seperti manufaktur, perbankan dan kesehatan. Teknologi AI dapat membantu mengoptimalkan proses produksi, mempercepat pengambilan keputusan bisnis, dapat menganalisis data secara lebih efektif dan cepat dari pada manusia. Sejatinya, AI memang diciptakan untuk memudahkan pekerjaan manusia.
Namun, siapa sangka bahwa Kecerdasan yang disebut-sebut mampu menyaingi kemampuan kognitif manusia ini, cukup mengkhawatirkan bagi sebagian manusia. Pasalnya, kemunculan AI dapat membuat manusia kehilangan keterampilan. hal ini dapat menghambat kemapuan manusia untuk berfikir secara kreatif dan menemukan solusi inovatif. AI juga dapat mengambil alih pekerjaan manusia. Hal ini karena pekerjaan tersebut telah terisi oleh AI atau secara otomatisasi, sehingga angka pengangguran akan meningkat.
Tentu ini menjadi masalah tersendiri bagi umat manusia. Apalagi AI dapat mengancam keamanan digital, AI bisa melanggar keamanan jika dilatih untuk tindakan kriminal, seperti meretas atau melakukan social engineering kepada korban.
Sebagaimana kata Elon Musk Dalam acara South by Southweset (SXSW). Ia mengatakan bahwa “kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence, lebih berbahaya dari pada nuklir?” Pernyataan ini dibenarkan oleh beberapa penelitian dari Amerika, yang AI atau kecerdasan buatan ini justru berpotensi untuk mengacaukan bumi sebelum 2030.
Bukan hanya itu kecerdasan buatan ini juga berbahaya jika digunakan oleh institusi militer, dengan mengandalkan AI, tentara dapat menyerang suatu pangkalan militer hanya dengan menggunakan drone yang diterbangkan, dan pastinya drone ini akan sulit dikalahkan. Kemudian dari segi politik, kecerdasan buatan mampu mengacaukan suatu negara hanya dengan menggunakan teknologi Deep fake, dan teknologi ini juga mampu menyebarkan data palsu di suatu negara dan mengacaukan ekonomi.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami bagaimana AI dapat membantu kita dalam bekerja dan bagaimana kita dapat mengembangkan kemampuan yang tidak dapat dilakukan oleh teknologi AI sehinggat kita dapat bersaing dengan AI.
Ada beberapa cara agar manusia tidak tergantikan oleh AI antara lain Meningkatkan skill, cara ini dapat kita pakai dalam bersaing dengan AI. Selalu asah hardskill dan soft skill yang manusia miliki. Pelajari keterampilan baru yang dibutuhkan di masa depan, pelajari perencanaan dan penyusunan strategi, mempelajari skill manajemen teknologi dan memanfaatkan teknologi AI dengan sebaik mungkin.
Kemudian, kita bisa Mengembangkan keterampilan yang tidak dapat diprogram oleh AI. Ada beberapa keterampilan tertentu yang sulit atau tidak mungkin diprogram oleh AI, seperti kemampuan untuk berinteraksi secara emosional, kreativitas, inisiatif, dan kepemimpinan.
Agar dapat bersaing dengan AI, tentunya kita sebagai manusia harus fokus pada keterampilan yang hanya bisa dilakukan oleh manusia, mengoptimalkan kemampuan teknologi mereka, serta menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi yang terus berubah