Medan | Neraca – Kamis, (04/05) pukul 16:00 s/d selesai, telah berlangsung kegiatan “KUACI” (Kajian Umum Mahasiswa Cinta Islam) dengan tema “Menjaga kesucian diri dengan Thaharah”, yang diselenggarakan secara langsung oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Islam (UKMI) di Masjid Baitul ‘Ilmi Lantai II Politeknik Negeri Medan. Kegiatan ini dihadiri oleh mahasiswa/i Politeknik Negeri Medan serta perwakilan dari setiap HMPS dan LPM Neraca.
Kegiatan yang merupakan salah satu program kerja dari departemen syiar UKMI ini mengundang Ustadz Pandhuri Jayadi selaku Pembicara. Adapun Tujuan dari diadakanya kajian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan kita mengenai islam,lebih tepatnya memahami apa itu thaharah dalam islam dan bagaimana tata cara pelaksanaan yang baik dan benar untuk dapat diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari .
Kegiatan ini dimulai dengan pembukaan oleh MC dan dilanjutkan dengan tilawatil Qur’an serta inti acara yaitu kajian, berupa ceramah yang dibawakan langsung oleh Ustadz Pandhuri Jayadi dengan diselingi tanya jawab oleh para hadirin mahasiswa/i kemudian ditutup dengan doa.
Dalam kajiannya disampaikan bahwa ada tiga poin utama yang dapat kita pahami untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
“Bagaimana Filosofi tentang thaharah dalam islam”. Pada poin pertama ini, Beliau menjelaskan bahwasanya thaharah itu asal mulanya sangat identik dengan islam, karena dahulu orang orang quraish dan bangsa persia lainnya belum mengenal istilah thaharah sebelum islam datang, yang mana thaharah itu mencakup dari kebersihan diri secara menyeluruh yaitu dengan mandi, wudhu, tayamum, dll. Nabi Muhammad SAW dahulu sering memberi contoh secara langsung dalam penerapannya, pada kehidupan sehari harinya beliau selalu menjaga kebersihan tubuhnya secara menyeluruh bahkan sampai aroma wangi tubuhnya tercium dari kejauhan. Dengan ini Nabi Muhammad menjadi contoh bahwa islam merupakan agama yang menjunjung tinggi kebersihan dan kesucian luar dalam yang terlihat maupun tidak terlihat. Dimulai dari tubuh sampai pakaian yang dikenakan oleh Nabi Muhammad sangat dijaga kesucian dan kebersihanya. Sesuai dengan hadist bahwa “Kebersihan merupakan sebagian dari iman” dan ALLAH sangat memuji dan mencintai orang orang yang berthaharah (bersuci). Maka dari itu Nabi Muhammad SAW dan para sahabat selalu menjaga kesucian dan kebersihan tubuhnya dengan cara mandi dan slalu menjaga wudhu nya.
“Allah dan Rasulullah mencintai orang orang yang berthaharah” merupakan poin kedua dari pokok inti pembahasan, mengenai thaharah yang dapat kita contoh dari bagaimana usaha Nabi untuk senantiasa menjaga kesuciannya.
“apa itu tharah? Apakah hanya mencakup bersih secara fisik?” menjadi poin ketiga dari pembahasan. Jadi, thaharah adalah membersihkan diri dari 1 hal yang terlihat secara kasat mata dan hal lain yang tidak terlihat secara kasat mata serta bersih diri secara lahir dan batin. Syarat dari thaharah itu sendiri ada 2, yaitu: bersih dari hadas dan najis. Hadas dan Najis memiliki perbedaan yang signifikan, dimana najis merupakan zat atau kotoran yang terlihat secara fisik dan kejelasannya. Sedangkan, Hadas adalah keadaan yang membuat kita jadi berhadas seperti buang angin. Wanita berhadas ketika sedang haid dan laki laki berhadas ketika habis bermimpi basah. Dengan begitu, yang dimaksud dari thaharah itu sendiri adalah bersih dari hadas dan najis yang bersifat bersih dari keaadaan secara lahir dan batin, maka dari itu kita harus membersihkan kedua nya dengan cara berwudhu yang dapat membersihkan kita dari najis dan mandi wajib yang membersihkan kita dari hadas.
Dengan diadakannya kajian ini diharapkan para hadirin yakni mahasiswa/i dapat lebih peduli lagi terkait kebersihan diri yang harus dijaga. tidak hanya pada sesuatu yang terlihat dari luar tapi juga mampu untuk bersih dan suci dari dalam sehingga mampu memancarkan aura yang positif dan menyenangkan sebagai seorang muslimin dan muslimah yang dicintai allah dengan taat bertharah.(BSW)