Artikel ditulis oleh Dian Ramadika
Regis Machdy merupakan alumni Fakultas Psikologi UGM. Ia berfokus pada bidang kesehatan mental. Atas dasar tersebut, Regis dan kawan-kawan membentuk media layanan informasi psikologi dan kesehatan mental di Indonesia dengan nama Pijar Psikologi pada tahun 2015.
Loving the Wounded Soul adalah karya perdana Regis Machdy yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama pada 30 September 2019. Berisi penjelasan secara komprehensif tentang depresi, mulai dari jawaban apakah depresi sebuah penyakit sampai bahasan tentang spiritualitas dan cinta kasih sebagai salah satu pencegahan gangguan depresi.
Buku ini membahas tentang seluk beluk depresi. Mulai dari kesehatan mental dan stres yang kerap disepelekan orang, ciri-ciri depresi, orang-orang yang bisa mengalmi depresi, faktor-faktor penyebab depresi, hingga terapi-terapi, belajar untuk bahagia, dan pencarian makna hidup untuk menghadapi depresi. Dalam buku ini dijelaskan bahwa penyakit mental masih mendapatkan perlakuan yang berbeda dengan penyakit fisik, demikian halnya depresi. Orang yang sakit fisik akan diminta untuk istirahat dan bisa mendapatkan izin kerja. Sementara, orang yang depresi tidak bisa mendapatkan perlakuan tersebut. Alih-alih, mereka malah dianggap lemah dan mencari perhatian. Artinya, banyak orang yang belum bisa menganggap penyakit mental sebagai penyakit.
Banyak hal yang membuat seseorang bisa tercebur dalam lembah depresi. Perlakuan yang didapatkan seeorang ketika masih anak-anak, bahkan sejak masih berada dalam kandungan, dikatakan dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang. Lingkungan, relasi toksik, dan pola hidup yang tidak sehat juga bisa menyebabkan seseorang mengalami depresi di masa mendatang. Tidak jarang, luka-luka masa lalu justru ditorehkan oleh orang-orang terdekat. Depresi memang disebabkan oleh banyak rasa sakit yang menumpuk dalam jiwa seseorang. Akan tetapi, depresi juga menjadi penyebab penyakit fisik. Hal ini dialami oleh penulis yang pernah mengalami depresi.
Adapun gejala-gejala depresi yang bisa kita kutip dari buku “Loving the Wounded Soul : Alasan dan Tujuan Depresi Hadir di Hidup Manusia”
- Depressed mood. Mengalami suasana hati yang depresif atau tertekan hampir setiap hari.
- Kehilangan minat dan kesenangan dalam semua atau hampir semua kegiatan sepanjang hari.
- Penurunan atau kenaikan berat badan yang signifikan.
- Insomnia (sulit tidur) atau hipersomnia (tidur berlebihan) hampir setiap hari.
- Psikomotor lamban (berbicara lebih lamban, volume suara mengecil, dll.) atau justru menunjukkan kegelisahan hampir setiap hari.
- Kelelahan atau kehilangan energi hampir setiap hari.
- Perasaan tidak berharga atau rasa bersalah yang berlebihan.
- Berkurangnya kemampuan untuk berpikir, berkonsentrasi hampir setiap hari.
- Pikiran berulang tentang kematian, ide bunuh diri atau sekedar keinginan pasif untuk tidak terbagun dari tidur.
Beberapa kutipan dari buku “Loving the Wounded Soul : Alasan dan Tujuan Depresi Hadir di Hidup Manusia” yang bisa kita jadikan motivasi.
- “Tidak ada orang di dunia ini yang ingin mengidap alergi debu atau asma. Orang dengan depresi yang memiliki pikiran bunuh diri pun tak pernah menginginkan kondisi tersebut.”
- “…menyayangi diri sendiri bukanlah pekerjaan egois. Menjaga apa yang kita makan dan menjaga suasana hati adalah wujud kasih nyata kita terhadap diri sendiri sekaligus jutaan mikroba di dalam tubuh.”
- “Depresi harus dihadapai, maka kita yang mengalami depresi harus bisa keluar dari penjara pikiran yang kita buat sendiri.”
Pesan moral yang disampaikan dalam buku ini adalah bagaimana kita harus lebih memiliki empati terhadap orang-orang yang mengidap kondisi depresi dan tidak beranggapan bahwa orang yang mengalami kondisi itu terlalu berlebihan atau mengada-ada. Jangan juga menghakimi seseorang yang mengidap depresi, sebab kita tidak pernah tahu apa yang sudah dialaminya dan situasi sebenarnya seperti apa yang terjadi.
Sumber gambar : www.jeyjingga.com