Medan | Neraca — Mahasiswa semester 4 Politeknik Negeri Medan (Polmed), Akbar Fiki, berhasil mencatatkan prestasi membanggakan dengan meraih juara 1 dalam ajang Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (PILMAPRES) 2025 tingkat Wilayah I Sumatera Utara. Kompetisi yang berlangsung di STIKes Mitra Husada Medan pada 9–10 Juli 2025 ini diikuti oleh 54 peserta dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta di Sumatera Utara.
Akbar merupakan mahasiswa Program Studi Teknologi Rekayasa Instalasi Listrik, Jurusan Teknik Elektro Polmed. Dalam ajang ini, ia mengangkat inovasi Smart-Cervix, sebuah alat skrining dini kanker serviks yang dirancang mudah digunakan, portable, dan berbiaya rendah. Inovasi ini lahir dari keprihatinannya terhadap tingginya angka kasus kanker serviks di Indonesia, yang menurut data Kementerian Kesehatan RI 2023 mencapai lebih dari 31.000 kasus baru setiap tahun, dengan jumlah kematian mencapai 21.000 jiwa.
“Smart-Cervix dirancang untuk menjawab keterbatasan akses dan mahalnya biaya deteksi dini kanker serviks, terutama di daerah terpencil,” jelas Akbar. Dengan antarmuka sederhana dan teknologi efisien, alat ini diharapkan dapat digunakan oleh tenaga kesehatan dasar di puskesmas dan klinik desa tanpa perlu laboratorium canggih.
Dalam persiapan menuju ajang PILMAPRES, Akbar mengaku menyeimbangkan aspek akademik dan non-akademik. Dari sisi akademik, ia memperkuat pemahaman keilmuan seputar kesehatan perempuan dan teknologi medis dasar. Sementara secara non-akademik, ia aktif mengasah kemampuan komunikasi, manajemen waktu, dan kepemimpinan melalui berbagai kegiatan organisasi.
“Mahasiswa berprestasi tidak cukup hanya kuat secara akademik. Kematangan soft skill juga sangat penting,” ujarnya. Ia saat ini menjabat sebagai Vice President Society of Renewable Energy (SRE) dan aktif di UKM PLC serta HMPS TRIL.
Akbar juga berbagi pengalamannya menghadapi tantangan selama proses seleksi. Menurutnya, kesibukan kuliah dan kegiatan organisasi sempat menyulitkan fokus terhadap pengembangan Smart-Cervix. Namun dengan manajemen waktu yang ketat dan strategi prioritas, ia mampu menjaga keseimbangan. “Saya biasa menggunakan matriks Eisenhower untuk menentukan prioritas, serta membuat jadwal mingguan yang fleksibel namun terarah,” tambahnya.
Tak hanya itu, ia menyebut dukungan dari berbagai pihak turut berperan besar dalam pencapaiannya. Keluarga disebut sebagai pilar utama yang memberi kekuatan mental dan emosional. Teman-teman dari organisasi pun menjadi tempat berdiskusi dan bertukar ide. “Lingkungan kampus yang suportif juga sangat mendukung kesiapan saya secara mental untuk tampil di tingkat nasional,” ungkapnya.
Akbar menegaskan bahwa inovasi Smart-Cervix bukan sekadar proyek lomba, melainkan bentuk kepedulian nyata terhadap isu kesehatan perempuan di Indonesia. “Saya berharap alat ini bisa benar-benar dikembangkan dan dimanfaatkan di lapangan untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa,” ujarnya.
Kini, Akbar tengah bersiap menghadapi PILMAPRES tingkat nasional. Ia mengaku tengah menyempurnakan aspek teknis dan implementasi Smart-Cervix, memperkuat riset, serta menyusun roadmap pengembangan yang lebih matang. “Saya juga fokus mengasah kemampuan presentasi dan penguasaan isu-isu strategis,” tambahnya.
Di akhir wawancara, Akbar menyampaikan pesan semangat untuk mahasiswa lainnya. Ia mendorong agar mahasiswa tak ragu untuk memulai dari hal kecil, serta percaya bahwa inovasi bisa muncul dari kegelisahan pribadi yang diwujudkan dalam aksi nyata. “Jangan takut gagal. Gagal adalah bagian dari proses bertumbuh. Tetap rendah hati, terus belajar, dan manfaatkan setiap peluang untuk berkembang,” pungkasnya.
Kisah Akbar Fiki menjadi bukti bahwa ketekunan, kepedulian, dan inovasi dapat membuka jalan menuju prestasi. Semoga pencapaian ini menginspirasi mahasiswa lain untuk terus berkarya, berkontribusi, dan menjadi agen perubahan bagi bangsa. (VW)