Medan | Neraca — Komunitas SADAR WAKTU berhasil menyelenggarakan acara yang sangat relevan dengan isu digital masa kini, bertajuk “Sejenak Tanpa Layar.” Acara ini merupakan bagian dari kegiatan besar yang dilaksanakan pada Selasa, 23 September 2025. Bertempat di Taman FISIP USU, acara tersebut sukses menarik antusiasme yang tinggi dari berbagai kalangan, termasuk banyak mahasiswa dari beragam fakultas di USU. Selain itu, kegiatan ini turut diperkaya dengan partisipasi aktif dari komunitas eksternal, seperti Komunitas Seabolga dan Medan Book Party, menjadikan acara ini sebagai platform kolaborasi antara well-being dan kreativitas.
Acara ini dilatarbelakangi oleh isu krusial di lingkungan akademis, yakni tingginya screen time di kalangan mahasiswa. Observasi dan data nyata yang dikumpulkan oleh SADAR WAKTU menunjukkan bahwa rata-rata waktu yang dihabiskan mahasiswa di depan layar sudah mencapai lebih dari 7 jam per hari. Keterikatan digital yang berlebihan ini disadari memicu dampak negatif yang serius, mulai dari menurunnya kualitas interaksi sosial hingga potensi gangguan pada kesejahteraan mental.
Menanggapi kondisi ini, pihak penyelenggara merancang program detoks digital secara langsung. “Kami berinisiatif untuk membuat acara ini agar mahasiswa bisa mendetoks digital mulai dari 30 menit sampai 1 jam,” ungkap General Manager Sadar Waktu, Alya Amanda, dalam sesi wawancara. Ia menegaskan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah mendorong peserta untuk mengambil jeda sehat dari rutinitas digital yang adiktif.
Acara ini diisi dengan beragam kegiatan offline dan kreatif yang bertujuan mengalihkan fokus peserta dari gawai mereka. Peserta diajak terlibat dalam board games, sesi silent reading untuk menenangkan pikiran, kegiatan melukis, serta ecoprint yang mengasah kreativitas. Seluruh kegiatan ini dirancang agar mahasiswa menyadari bahwa ada banyak aktivitas seru dan produktif yang bisa dilakukan tanpa layar.
Sebagai bentuk motivasi, panitia juga menyediakan hadiah bagi peserta yang berhasil bertahan tanpa gawai paling lama selama sesi berlangsung, mengubah tantangan detoks digital menjadi kegiatan yang menyenangkan dan inspiratif. Keseluruhan rangkaian acara ini diharapkan dapat menanamkan kesadaran akan pentingnya keseimbangan digital bagi kesehatan dan produktivitas mahasiswa.
Harapan utama dari penyelenggaraan acara ini adalah terciptanya kesadaran kolektif di kalangan peserta, khususnya mahasiswa, mengenai urgensi dan manfaat dari keseimbangan digital. Panitia juga berharap para peserta dapat merasakan bahwa mereka mampu dan nyaman melepaskan diri dari gawai walau hanya selama 20–30 menit. Lebih dari itu, diharapkan setiap peserta yang telah mencoba detoks digital dapat menjadikannya kebiasaan sehari-hari bukan hanya berhenti di hari acara, melainkan menjadikan jeda tanpa layar sebagai bagian dari gaya hidup. (RIS)