Medan | Neraca- Semakin berkembangnya zaman, perlombaan ataupun kompetisi semakin bermacam ragam untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan sebagai wadah menyalurkan bakat untuk beberapa golongan masyarakat. Salah satunya adalah seorang mahasiswi Politeknik Negeri Medan program studi Manajemen Bisnis, Salsa Fan, yang kini mendapat perhatian karna menjadi salah satu finalis di duta genre Sumatera Utara tahun 2022.
“Motivasi terbesar saya mengikuti kompetisi atau pengalaman lainnya sejauh ini lebih kepada manfaat yang dapat saya berikan kepada orang-orang disekitar saya melalui sosial media ataupun bersosialisasi secara langsung.”
Selain pada kompetisi tersebut Salsa juga pernah mendapatkan mendapat juara 2 duta genre di Kota Medan pada tahun 2020, Jakadara Multikarya pada saat Porseni Multikarya tahun 2018, juara kompetisi story telling juara runner up 1, dan juara 3 story telling Sumatera Utara English Competition pada tahun 2019. Selain itu Salsa juga pernah mengikuti kompetisi duta bahasa pelajar Sumatera Utara pada tahun 2019.

“Alur penyeleksian duta genre Sumatera Utara Tahun 2022 telah dimulai pada bulan Desember kemarin dengan registrasi dan mengisi formulir dilanjutkan dengan seleksi berkas. Pada saat audisi terdapat sesi interview dan unjuk bakat yang berkaitan dengan genre dalam audisi tersebut.”
Pengumuman hasil finalis diumumkan sehari setelah audisi, para peserta dipilih menjadi 25 pasang finalis yang diseleksi melalui 2 jalur yang pertama audisi langsung ke PKKBN, dan yang ke dua dari perwakilan Kabupaten Kota. Setelah itu dilanjutkan dengan seleksi pra-karantina dimana kami diberikan waktu 1 bulan untuk membuat program kerja yang cenderung ke pengabdian masyarakat dan challange vidio maupun foto dari forum tersebut.
Karantina dilaksanakan dari tanggal 24 s/d 27 Maret 2022, di hari pertama acara agenda kegiatan dimulai dengan pemaparan materi, public speaking, personal branding tentang genre mengenai isu remaja. Pada hari kedua kegiatan acara diisi dengan proses penjurian kelas poster program, menjelaskan dan meyakinkan para juri terhadap program kerja yang kami ambil serta respon dari masyarakat. Adapun tes wawasan kebangsaan dan penjurian kepribadian dan psikolog. Pada hari ketiga, diadakan grand final Beauty Class dan dance cover berencana itu keren yang telah dipersiapkan sebelumnya. Lalu penyeleksian hingga terpilih 3 pasangan dan juara serta finalis terbaiknya, dan alhamdulillah saya termasuk dari 3 besar tersebut.
Kegiatan ini cukup menyalurkan bakat Salsa, karna alasan Salsa mengikuti kegiatan ini memang ada ketertarikan terhadap public speaking dan bersosial ke masyarakat, kegiatan ini menjadi wadah bagi saya dalam mendalami bakat dan membuat konten edukatif terkait genre baik secara verbal ataupun video serta menjadi wadah Salsa untuk meng-influence para remaja tentang hal hal positif.
Hal yang paling berkesan selama duta genre ini bagi saya adalah bagian struggle nya, baik struggle eksternal dan internal, seperti perang dengan diri sendiri dibandingkan dengan berkompetisi dengan finalis lainnya. Melawan rasa takut, ragu, minder, overthinking dan segala macamnya juga dengan hal di luar duta genre seperti perkuliahan, tugas, dll. Tapi di luar sisi tersebut Salsa juga punya sisi gigih yang lebih dominant sehingga Salsa dapat tetap survive, untuk membuktikan bahwa saya bukan sekedar layak dimata para dewan juri ataupun panitia BKKBN Indonesia itu saja tapi membuktikan ke diri saya bahwa program kerja saya memang layak diterima oleh masyarakat. Yang kedua adalah pertukaran pengalaman dengan finalis lain, sehingga kita dapat lebih open mind lagi, memperbaikan diri kembali dari pengalaman finalis lainnya.
Organisasi yang Salsa ikuti selama perkuliahan itu ada PIKR Gaharu yang merupakan pusat informasi konseling remaja. Organisasi keremajaan ini menjadi wadah remaja mengembangkan diri sesuai passionnya masing-masing. Sama dengan duta genre namun pada PIKR cakupannya hanya disekitar wilayah Gaharu Medan Timur saja. Dan baru ini saya bergabung dengan forum genre Sumatera Utara.
Pesan yang ingin Salsa sampaikan ialah pada akhirnya kita bukan untuk terlihat hebat namun bagaimana kita bisa bermanfaat bagi orang orang sekitar kita. Hidup kita bukan hanya sekedar membandingkan diri kita dengan seseorang yang kita anggap hebat tersebut karna tiap diri kita itu memiliki sinarnya masing masing tergantung cara kita memancarkan sinarnya. Apakah sinar dalam diri kita tersebut hanya untuk bersinar sendiri atau turut menyinari sekitar kita”
“…at the end, isn’t always about how to be good but is always about how to be use for…”. (NTR/NIM)