Medan | Neraca – Minggu (19/11), telah berlangsung Olimpiade Akuntansi tingkat Perguruan Tinggi tahap final yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Akuntansi Keuangan di Gedung Z, Lantai 5 Politeknik Negeri Medan. Acara ini dihadiri oleh Kepala Jurusan Akuntansi, Kaprodi Akuntansi Keuangan Publik, Dosen- Dosen AKP, PT Top 10, Dosen pembimbing, BEM, DPM dan Lpm Neraca.
Setelah melewati serangkaian babak penyisihan yang penuh tantangan, 10 tim terbaik akhirnya bersaing di tahap final ini. Mereka adalah representasi dari Politeknik Negeri Jember, Universitas Dharma Agung, Politeknik Negeri Bali, Politeknik Negeri Padang, Politeknik Negeri Aceh, Politeknik Negeri Medan, Universitas Widyatama, Politeknik Negeri Medan, Universitas Mikroskil, dan Sampoerna University.
Para peserta Top 10 dibagi menjadi 2 kelompok untuk bersaing dalam tahap final. Kelompok 1 terdiri dari Tim Polije Sip, Tim Dharma Agung, Tim Athena, Tim Sipaling Olimp, dan Tim Pinocchio. Sementara itu, kelompok 2 terdiri dari Tim TJ, Tim Rawrr, Timnas Juara, Tim Microverse, dan Tim The Walden.
Tahap final terdiri dari 3 babak yang harus diselesaikan oleh setiap tim. Babak pertama adalah babak regular di mana setiap tim memilih amplop secara acak yang berisi soal hitungan. Soal tidak dapat dilempar atau direbut, jika menjawab benar akan mendapat nilai 100 dan jika salah nilai tidak akan dikurangi.Terdapat 2 soal hitungan dalam babak regular ini, dan waktu pengerjaan setiap soal adalah 60 detik.
Babak kedua adalah babak cerdas cermat akuntansi (CCA), di mana terdapat rebutan soal. Apabila dalam waktu yang telah ditentukan para peserta tidak dapat menjawab, maka soal akan hangus dan soal dapat dilempar satu kali . Soal pada babak ini harus dikerjakan dalam waktu 60 detik, sedangkan soal teori dalam waktu 30 detik. Jawaban yang benar memberikan nilai 100, sedangkan jawaban yang salah mengurangi nilai sebesar -50.
Babak ketiga adalah babak presentasi, di mana setiap tim mempresentasikan materi yang diberikan oleh panitia. Babak presentasi terdiri dari sesi presentasi dan sesi tanya jawab oleh Dewan Juri. Penilaian dilakukan berdasarkan kriteria materi dan topik, kerjasama tim, dan ketepatan dalam menjawab pertanyaan dari Dewan Juri.
Pada akhir tahap final, pengumuman pemenang Olimpiade Akuntansi Nasional dilakukan di danau Toba. tim polije sip dari Politeknik Negeri Jember keluar sebagai pemenang pertama, tim Athena Politeknik Negeri Bali sebagai pemenang kedua, dan tim The Walden Sampoerna University sebagai pemenang ketiga.
Tim redaksi LPM Neraca berkesempatan untuk mewawancarai salah satu tim yang berpartisipasi dalam Olimpiade Akuntansi. Tim yang ditemui adalah Tim The Walden, yang mendapatkan informasi tentang lomba melalui salah satu akun Instagram yang menginformasikan kompetisi akuntansi. Mereka mendaftar dan mengikuti tahap pertama secara daring di Jakarta.
Menurut Tim The Walden, tahap pertama OLSI ini merupakan tantangan yang cukup menantang. Mereka mengungkapkan bahwa soal-soal pada tahap ini memiliki tingkat kesulitan yang bervariasi. Namun, pada tahap kedua dan ketiga, mereka menghadapi tantangan yang lebih sulit karena waktu yang terbatas dan tingkat kesulitan soal yang meningkat.
Tim The Walden juga memberikan masukan kepada panitia OLSI, terutama terkait tahap pertama kompetisi. Mereka menyatakan bahwa transparansi nilai akan menjadi lebih baik, sehingga peserta dapat mengetahui seberapa baik performa mereka dan melakukan evaluasi, “Sedikit saran di tahap pertama yaitu perlunya adanya transparasi nilai agar para partisipan pun tau berapa sih nilai kami dan kami bisa evaluasi”.
Tim The Walden berharap agar OLSI dapat terus meningkatkan pelayanan kepada peserta. Mereka mengapresiasi kualitas kamar yang baik dan koordinasi yang baik dari setiap panitia. Tim tersebut juga mengharapkan agar kekompakan dan kerjasama di antara panitia dapat ditingkatkan, serta mengusulkan agar acara OLSI di masa depan bisa lebih meriah. (LSA).