Medan | Neraca – Sabtu, 14 Desember 2024, bertempat di Ruang Rapat KI, Gedung N Lantai 2 Politeknik Negeri Medan, telah berlangsung kegiatan Penyerahan Bantuan SAHABAT MI (Solidaritas Harapan untuk Belajar dan Tumbuh). Kegiatan ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Manajemen Informatika (HMPS MI) Politeknik Negeri Medan sebagai bagian dari program dukungan pendidikan untuk mahasiswa MI yang membutuhkan.
Acara dimulai pada pukul 09.00 WIB dan dihadiri oleh Hikmah Adwin Adam, S.Kom., M.Kom., dosen Manajemen Informatika, penerima bantuan, serta perwakilan dari LPM Neraca. Program SAHABAT MI bertujuan untuk meringankan beban biaya pendidikan mahasiswa MI dan memotivasi mereka untuk tetap semangat dalam belajar, meskipun menghadapi tantangan ekonomi.
Proses seleksi bantuan SAHABAT MI dilakukan dalam empat tahap. Dimulai dengan seleksi berkas administrasi pada 1-2 Desember 2024, diikuti oleh tes pengetahuan umum pada 4 Desember, serta seleksi wawancara yang dilaksanakan pada 6-8 Desember 2024. Setiap peserta menjalani wawancara dengan tim panitia yang terdiri dari Putri Dwi Anggraini, Nayla Keisha Adita, Mauliza Azizah Rachman Namira Lubis, dan Thasya Zahira Sofa. Pada tahap terakhir, tim panitia melakukan survey rumah pada 10 Desember 2024 untuk memverifikasi kondisi ekonomi keluarga calon penerima bantuan.
Dari seluruh proses seleksi, tiga mahasiswa terpilih sebagai penerima bantuan SAHABAT MI 2024, yaitu:
- Fransisca Lydia Ulina Zhena Sihombing dari MI-1D
- Livia Virginia dari MI-1B
- Silvika Zachry Br Sagala dari MI-3B
Kegiatan puncak, yakni penyerahan bantuan, dilaksanakan pada tanggal 14 Desember 2024. Penyerahan bantuan dilakukan secara langsung kepada tiga mahasiswa penerima yang telah melewati tahapan seleksi dengan baik. Program ini diharapkan tidak hanya memberikan dukungan materi, tetapi juga semangat bagi penerima untuk tetap fokus menyelesaikan pendidikan mereka.
Meski kegiatan SAHABAT MI berjalan dengan lancar, terdapat beberapa tantangan yang perlu diperbaiki di masa mendatang, seperti keterbatasan waktu yang menyebabkan sosialisasi dilaksanakan secara online, serta kurangnya partisipasi dari beberapa anggota panitia. Namun, keberhasilan utama dari program ini adalah terpilihnya mahasiswa yang benar-benar membutuhkan bantuan, dan partisipasi baik dari pihak kampus yang mendukung jalannya acara.
Melalui program ini, diharapkan dapat tercipta solidaritas yang lebih kuat di antara mahasiswa MI dan meningkatkan semangat belajar meski menghadapi kendala ekonomi.
(YSH)