Medan | Neraca – Pada Sabtu, 8 Maret 2025, Foreign Policy Community Indonesia (FPCI) USU sukses mengadakan acara talk show bertajuk Global Future Series 3: #KaburAjaDulu? Insights from Japan’s Consul & Indonesian Students. Acara yang berlangsung di lantai 2 SAGA Creative Hub ini menghadirkan narasumber Rayhan Maulana Ryzan selaku Wakil Ketua Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang. Acara ini bertujuan untuk memahami akar permasalahan di balik fenomena #KaburAjaDulu serta memberikan wawasan luas mengenai potensi yang dimiliki Indonesia kepada peserta guna mendorong generasi muda untuk berkontribusi dalam membangun bangsa.
Dalam talk show tersebut, Rayhan Maulana Ryzan menyampaikan wawasannya mengenai alasan Jepang menjadi salah satu negara yang diminati oleh warga Indonesia yang ingin pindah kewarganegaraan dalam konteks fenomena #KaburAjaDulu. Rayhan menjelaskan bahwa pada 2020–2024, jumlah warga Indonesia yang tinggal di Jepang mengalami peningkatan sebesar 120%. Mengapa demikian? Rayhan mengungkapkan bahwa tenaga kerja Indonesia di Jepang memiliki pendapatan yang jauh lebih tinggi dibandingkan ketika mereka bekerja di negara asalnya. Hal ini menjadi salah satu faktor utama yang mendorong masyarakat Indonesia untuk berlomba-lomba pindah ke luar negeri.
Selain itu, narasumber juga memberikan komentarnya terhadap fenomena #KaburAjaDulu dalam talk show tersebut. Rayhan menyebutkan, “Kabur aja dulu” adalah gerakan yang lahir dari rasa frustrasi. Karena banyaknya rasa frustrasi, maka gerakan ini pun semakin berkembang.” #KaburAjaDulu merupakan gerakan yang dilakukan masyarakat Indonesia sebagai respons terhadap kebijakan-kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang dinilai tidak efektif dan merugikan rakyat. Misalnya, pengalihan anggaran yang membuat masyarakat, khususnya anak muda dan pelajar, semakin menyuarakan #KaburAjaDulu karena mereka merasa negara tidak memprioritaskan pendidikan mereka.
Namun, bagaimana pun juga, bagi warga Indonesia, khususnya anak muda, fenomena #KaburAjaDulu sebaiknya dimanfaatkan sebagai ajang untuk mengasah soft skill dan hard skill serta mengharumkan nama bangsa di mata dunia. “Tetaplah jaga nama bangsa Indonesia sebagai bangsa yang baik di hadapan orang luar negeri. Dan kalau bisa, jangan lupa untuk pulang dan memberikan kontribusi balik ke negeri ini,” ujar salah satu panitia acara tersebut.
Pihak FPCI USU berharap melalui talk show ini, peserta dapat terinspirasi untuk berani mengambil inisiatif, keluar dari zona nyaman, dan berkontribusi aktif dalam membangun masa depan yang lebih baik. (THA)
