Tagar #KaburAjaDulu akhir-akhir ini ramai diperbincangkan di media sosial dan stasiun televisi. Tren ini muncul sebagai bentuk kekecewaan masyarakat terhadap kondisi pemerintahan Indonesia. Banyak kebijakan pemerintah yang dianggap tidak berpihak pada masyarakat, baik dari segi ekonomi, sosial, maupun keadilan dalam negeri. Beberapa contoh yang sejalan dengan paradigma ini adalah minimnya lapangan pekerjaan, hukuman bagi koruptor yang dianggap terlalu ringan, serta efisiensi anggaran yang dinilai merugikan masyarakat.
Fenomena ini memunculkan beragam pendapat dari para tokoh pemerintah. Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, menyatakan bahwa tren ini tidak selalu bermakna negatif. “Memang di satu sisi, saya lihat kesempatan kerja di luar negeri memang ada, ya. Jadi semangatnya bukan kabur sebenarnya. Kalau memang ingin meningkatkan keterampilan dan ada peluang kerja di luar negeri, kemudian kembali ke Indonesia untuk membangun negeri, ya, tidak masalah,” ujarnya di Istana Negara, Jakarta, Senin (17/2/2025). Menurutnya, menjadi pekerja migran adalah langkah positif selama mereka kembali untuk berkontribusi membangun tanah air. Meski demikian, hal ini menjadi tantangan bagi pemerintah untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang layak di dalam negeri.
Di sisi lain, terdapat pendapat yang memandang negatif tagar ini. Beberapa tokoh menilai bahwa #KaburAjaDulu mencerminkan sikap pesimis masyarakat yang enggan menghadapi masalah bersama. “Kalau ada tagar Kabur Aja Dulu, itu kan pertanyaannya: dia ini warga negara Indonesia atau bukan? Kalau kita ini patriot sejati, ya, kalau ada masalah, kita selesaikan bersama. Kalau kemudian hopeless, seakan-akan kabur aja dulu, itu menandakan mohon maaf kurang cinta terhadap tanah air. Jadi, kalau ada masalah, ayo kita selesaikan bersama-sama. Masyarakat dan pemerintah siap berdialog,” kata Nusron dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (17/2/2025).
Dilansir dari Goodstats, Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) mencatat sebanyak 274.695 pekerja migran Indonesia ditempatkan di luar negeri sepanjang tahun 2023. Angka ini meningkat sebesar 36,93% dibandingkan tahun sebelumnya yang berjumlah 200.082 pekerja. Peningkatan ini menunjukkan bahwa bekerja di luar negeri masih dianggap sebagai pilihan yang lebih baik dibandingkan di dalam negeri.
Fenomena tagar #KaburAjaDulu mencerminkan keresahan masyarakat terhadap berbagai tantangan di dalam negeri, terutama terkait peluang kerja dan keadilan sosial. Di satu sisi, peluang bekerja di luar negeri dianggap sebagai solusi untuk meningkatkan kesejahteraan dan keterampilan. Namun, di sisi lain, tren ini juga menjadi pengingat bagi pemerintah untuk terus memperbaiki kebijakan demi menciptakan lapangan kerja yang layak dan berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan demikian, diharapkan masyarakat tidak perlu lagi memilih “kabur” untuk meraih kehidupan yang lebih baik, melainkan dapat berkembang dan berkontribusi di tanah air sendiri.(IWM)
Referensi
https://data.goodstats.id/statistic/10-provinsi-asal-pekerja-migran-indonesia-terbanyak-2023-IJimq
https://www.tempo.co/politik/ragam-reaksi-atas-tagar-kabur-aja-dulu-yang-viral-di-medsos-1208511