Tiada Hasil
Tinjau Semua Hasil
  • Beranda
  • Kampus
    • KEMA
    • BEM
    • DPM
    • LPM
    • UKM
    • HMPS
  • Umum
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Ekonomi
  • Publikasi
    • Buletin
    • Majalah
  • Opini
  • Tips dan Trik
  • Tentang Kami
Tiada Hasil
Tinjau Semua Hasil
PORTAL BERITA
  • Beranda
  • Kampus
    • KEMA
    • BEM
    • DPM
    • LPM
    • UKM
    • HMPS
  • Umum
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Ekonomi
  • Publikasi
    • Buletin
    • Majalah
  • Opini
  • Tips dan Trik
  • Tentang Kami
Tiada Hasil
Tinjau Semua Hasil
LPM Neraca
Tiada Hasil
Tinjau Semua Hasil
Beranda Uncategorized

Aliansi Jurnalis Independen Soroti Etika dan Tantangan AI dalam Jurnalisme Lewat Diskusi Kebebasan Pers

lpmneraca oleh lpmneraca
Mei 19, 2025
dalam Uncategorized
0 0
0

Sumber : Syaufah Sabila

19
PENONTON
Share on FacebookShare on Twitter

Medan | Neraca – Dalam rangka memperingati Hari Kebebasan Pers Sedunia yang jatuh setiap 3 Mei, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Medan bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) menyelenggarakan diskusi publik bertema “AI dan Etika Jurnalisme di Medan: Menjembatani atau Menggerus Etika Pers?“. Acara ini berlangsung pada Sabtu pagi dengan dihadiri oleh jurnalis, akademisi, perwakilan pers mahasiswa dari berbagai kampus, dan perwakilan media jurnalis seperti Tribun Medan, Realitas, dan media-media lainnya. 

Diskusi menghadirkan dua narasumber kompeten, yakni Nurhalim Tanjung, seorang ahli pers dan pengajar jurnalistik, serta Yulhasni, dosen Ilmu Komunikasi UMSU. Keduanya mengupas berbagai sisi penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam dunia media dan jurnalisme, baik dari sisi teknis, etika, hingga aspek regulasi.

Diskusi ini menyoroti pertumbuhan pesat teknologi seperti ChatGPT yang kini mulai digunakan untuk mempercepat produksi konten berita. Dan salah satu poin utamanya adalah bagaimana AI perlahan mulai menggantikan peran wartawan melalui personalisasi konten, meskipun tetap belum bisa menggantikan intuisi, empati, dan tanggung jawab moral seorang jurnalis yang tetap berpegang teguh dengan kode etis jurnalis.

Narasumber juga menyinggung ironi dalam praktik jurnalistik saat ini, di mana pelanggaran regulasi justru dilakukan oleh media yang telah terverifikasi, bahkan oleh institusi seperti kepolisian dan kejaksaan, dalam menyampaikan informasi yang belum terkonfirmasi. Dalam konteks ini, peran jurnalis menjadi sangat krusial sebagai penyeimbang dan pelurus informasi yang mungkin menjadi bias karena viralitas di media sosial.

Ketua AJI juga menekankan bahwa meskipun Dewan Pers menyatakan AI dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas berita, penggunaannya tetap harus tunduk pada kode etik jurnalistik dan tidak lepas dari kontrol manusia. Merujuk pada Paris Chapter mengenai AI dan jurnalisme, semua hasil produksi AI dianggap sebagai “barang mentah”, dan apabila merugikan publik, perusahaan media wajib menonaktifkan teknologi AI tersebut.

Saat ini, belum ada regulasi khusus di Indonesia yang secara langsung mengatur penggunaan AI dalam media. UU Pers Nomor 40 Tahun 1999 pun belum menjangkau isu tersebut. Oleh karena itu, AJI dan berbagai pihak mendorong penyusunan regulasi baru agar penggunaan AI tidak melanggar prinsip-prinsip jurnalistik.

Melalui sesi tanya jawab, peserta aktif menyampaikan pandangannya, termasuk soal peran AI dalam mempercepat pembuatan berita namun seringkali mengabaikan aspek kode etik. Salah satu pertanyaan menarik muncul dari peserta yang bertanya, “Apakah dengan adanya AI, semua orang kini bisa menjadi jurnalis?”. Narasumber menegaskan bahwa jurnalisme bukan sekadar kemampuan menulis, melainkan proses verifikasi, pemahaman konteks, dan tanggung jawab etik.

Diskusi ini juga menyoroti pentingnya edukasi literasi media, terutama bagi mahasiswa dan jurnalis pemula, agar dapat memanfaatkan AI sebagai alat bantu, bukan sebagai pengganti prinsip-prinsip jurnalistik.

Dalam wawancaranya, Ketua AJI menjelaskan bahwa acara ini merupakan bagian dari arahan nasional AJI untuk merayakan Hari Kebebasan Pers Sedunia dengan tema yang relevan di tengah tantangan zaman. Dan juga dalam wawancara tersebut dia juga menyampaikan harapannya kepada pers mahasiswa yang baru menekuni bidang jurnalistik. “Jadi tetap kita pakai AI, tetapi tidak AI yang menjadi sumber informasi yang paling saklak, tetap juga manusia yang mengontrolnya. Jadi, itu yang perlu dipahami, dan itu nanti akan mungkin berguna, apalagi nanti adik-adik pers mahasiswa yang mungkin nanti ke depannya akan menjadi penerus,” tegasnya.

AJI sendiri tidak berperan sebagai regulator, tetapi aktif melakukan edukasi dan kampanye kepada komunitas jurnalis untuk tetap menjunjung tinggi profesionalisme. Harapannya, diskusi ini dapat menjadi fondasi awal bagi para jurnalis muda agar tidak buta terhadap perkembangan teknologi dan tetap kritis dalam penggunaannya. Sebagai tindak lanjut, hasil diskusi dari 40 kota tempat AJI mengadakan kegiatan serupa akan dijadikan bahan kajian untuk menyusun rekomendasi kepada Dewan Pers, termasuk kemungkinan penyusunan kode etik tambahan dan regulasi terkait pemanfaatan AI dalam jurnalistik.

Untuk informasi lebih lanjut, peserta dan publik bisa merujuk pada dokumen resmi AJI berikut:

  1. Asesmen Penggunaan Kecerdasan Buatan dalam Media di Indonesia (6 Jan 2025)
  2. Briefing Paper: AI dan Organisasi Berita di Indonesia (16 Des 2024)
  3. Kecerdasan Artifisial dalam Arus Informasi dan Media (Maret 2025)

Dengan adanya diskusi ini, AJI berharap tercipta jurnalisme yang tetap humanis, etis, dan relevan dalam menghadapi arus perkembangan teknologi. (THA)

Tag: AIetikajurnalisjurnalismekebebasanpers

Terkait Pos-pos

Uncategorized

LPM NERACA POLITEKNIK NEGERI MEDAN SUKSES LANTIK 42 ANGGOTA KEPENGURUSAN BARU PERIODE 2024/2025

oleh lpmneraca
Januari 30, 2025
0

Medan | Neraca – Lembaga Pers Mahasiswa Neraca Politeknik Negeri Medan sukses melaksanakan pelantikan kepengurusan periode 2024/2025 pada (28/01/2025) di...

Baca lebih lanjut

Mahasiswa Ilmu Komunikasi USU Selenggarakan “A Day Trip to Tjong A Fie” Sebagai Bagian dari Kampanye Warna Warisan

Oktober 15, 2024

September 26, 2024

Revitalisasi Lapangan Voli Politeknik Negeri Medan

Agustus 22, 2024

PEMANTIK Membawa Nuansa Baru dalam Manajemen Administrasi dan Kearsipan di Politeknik Negeri Medan

Juli 16, 2024

Uang Kuliah Tunggal Kian Melonjak, Pejabat Ditjen Dikti: “Pendidikan Tinggi Adalah Tertiary Education”

Mei 19, 2024

Popular Posts

Artikel

Tambang Nikel di Raja Ampat Rusak Ekosistem Laut dan Langgar Regulasi Lingkungan

oleh lpmneraca
Juni 8, 2025
0

Medan | Neraca -  Penambangan nikel di sejumlah pulau kecil di Raja Ampat, Papua Barat Daya, dilaporkan telah merusak lingkungan...

Baca lebih lanjut

Tambang Nikel di Raja Ampat Rusak Ekosistem Laut dan Langgar Regulasi Lingkungan

SABI Project Menyerukan Kesadaran untuk Menjaga Lingkungan Lewat BumiKita Fest 2025

Mengapa Sejarah Indonesia Ditulis Ulang?

PELANTIKAN HMPS TEKNOLOGI REKAYASA JARINGANTELEKOMUNIKASI PERIODE 2025/2026

Alasan Perpindahan Kantor WHO Indonesia dari Asia Tenggara ke Pasifik Barat

OJEK MAHASISWA, SEBUAH SOLUSI DI TENGAH MAHALNYA TARIF OJEK ONLINE

Muat Lebih Banyak


Popular Posts

Kekecewaan Cinta dalam Lagu ‘I Don’t Love You’ dari My Chemical Romance

oleh lpmneraca
Maret 15, 2024
0

Birds of a Feather Karya Billie Eilish Ungkapkan Cinta yang Obsesif dan Posesif

oleh lpmneraca
Juli 17, 2024
0

Drunk Text by Henry Moodie: Mengungkap Perasaan Cinta Dalam Diam dan Ketakutan Friendzone

oleh lpmneraca
Februari 20, 2024
0

LPM Neraca

© 2024 LPM Neraca Polmed

Contacts

Follow Us

Tiada Hasil
Tinjau Semua Hasil
  • Beranda
  • Kampus
    • KEMA
    • BEM
    • DPM
    • LPM
    • UKM
    • HMPS
  • Umum
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Ekonomi
  • Publikasi
    • Buletin
    • Majalah
  • Opini
  • Tips dan Trik
  • Tentang Kami

© 2024 LPM Neraca Polmed

Selamat Datang Kembali!

Masuk ke akun Anda di bawah ini

Lupa Kata Sandi?

Buat Akun Baru!

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

Semua bidang diisi. Masuk

Dapatkan kembali kata sandi Anda

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk

Tambahkan Daftar Putar Baru