Medan | Neraca – Prestasi membanggakan berhasil ditorehkan Richi Fransisco, mahasiswa Politeknik Negeri Medan (Polmed) Program Studi Teknik Elektronika, yang sukses menembus posisi 43 besar dari total 4.000 peserta lari dalam ajang BTN Jakarta International Marathon 2025. Pencapaian ini terasa lebih istimewa karena menjadi debutnya di kategori Full Marathon (42 km).
“Ini kali pertama saya ikut kategori full marathon, dan hasilnya menurut saya sangat maksimal,” ujar Richi dengan penuh syukur.
Namun, prestasi ini tidak diraih dengan mudah. Dalam wawancaranya, Richi mengungkapkan bahwa dirinya baru saja pulih dari cedera lutut meniscus yang ia alami usai tampil di ajang PORSENI Nasional Malang 2024. Cedera itu memaksanya menjalani masa pemulihan selama tujuh bulan, sehingga persiapan menuju lomba kali ini pun tergolong minim.
“Mental juga nggak mudah, karena ini perdana saya lari sejauh 42 km. Tapi saya tetap tanamkan semangat untuk bisa menyelesaikannya dengan bahagia dan bebas,” ucapnya.
Ia pun menekankan pentingnya dukungan orang-orang terdekat dalam proses pemulihannya hingga akhirnya bisa kembali bertanding. “Izin orang tua, doa mereka, dan dukungan dari keluarga serta pasangan saya, semuanya sangat berarti,” tambahnya.
Di tengah kesibukannya sebagai mahasiswa program studi Elektronika, Richi tetap mampu mengatur waktu agar tidak mengganggu proses perkuliahannya. Menurutnya, kunci keberhasilan dalam menyeimbangkan akademik dan olahraga adalah koordinasi dan komitmen.
Saat berlomba, tantangan terbesar bagi Richi adalah menjaga ritme agar stamina tetap terjaga sepanjang 42 kilometer. Ia menghindari dorongan untuk berlari terlalu cepat di awal dan fokus pada strategi yang telah dirancang sebelumnya.
Motivasi utamanya sederhana namun kuat lari adalah bentuk pembebasan dan sumber kebahagiaan. “Lewat hobi ini, saya bisa keluar kota, bertemu banyak orang hebat, dan membawa nama besar kampus juara,” ungkapnya bangga.
Ke depan, Richi berencana mengikuti event lomba lari lainnya, seperti Samosir Ultra International, jika kondisi finansial memungkinkan. Ia juga berbagi pesan inspiratif untuk mahasiswa lainnya.
“Temukan jenis olahraga yang benar-benar dinikmati, supaya latihan terasa menyenangkan dan bukan jadi beban dalam pendidikan,” pesannya.
Richi Fransisco telah membuktikan bahwa dalam dunia lari, seperti halnya dalam hidup, yang terpenting bukan seberapa cepat kamu melangkah, tapi bagaimana kamu terus bergerak meski sempat terhenti. (ALG)