Artikel ditulis oleh: Euodia Evelyn
Tren photobooth kembali marak di kalangan anak muda Indonesia, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan. Fenomena ini bukan hanya sekedar nostalgia, tetapi juga mencerminkan gaya hidup dan ekspresi diri Generasi Z di tengah pesatnya kemajuan dunia digital.
Photobooth kini banyak ditemukan di mal, kafe, hingga acara-acara komunitas. Kaum muda sangat antusias untuk berfoto di bilik foto kecil ini, yang menawarkan berbagai tema, bingkai lucu, serta properti menarik, termasuk gambar idola K-pop dan desain estetik. Pemandangan antrean panjang di depan photobooth menjadi hal yang lazim, terutama saat akhir pekan atau pada acara kampus dan komunitas.
Photobooth pertama kali muncul pada tahun 1889 sebagai alat otomatis untuk mengambil foto. Versi awalnya diperkenalkan oleh T.E. Enjalbert di Paris, lalu disempurnakan oleh Anatol Marco Josepho pada 1925 dengan mesin bernama “Photomaton”, yang langsung populer di New York.
Photobooth berjaya di era 1930–1950, tapi mulai ditinggalkan saat kamera pribadi dan Polaroid muncul di tahun 1960–1980-an. Namun, teknologi ini bangkit kembali di era 2000-an lewat booth modern yang memakai kamera DSLR dan sistem cetak instan. Setelah pandemi, photobooth kembali tren. Di Korea Selatan, photobooth jadi tempat hits anak muda. Booth-nya dibuat tematik, penuh properti lucu, serta menawarkan frame dan efek menarik, termasuk tema K-Pop atau anime.
Photobooth telah menjadi agenda wajib setiap kali nongkrong. Banyak anak muda secara aktif mencari tempat yang menawarkan photobooth bertema unik, tidak hanya untuk menyimpan kenangan pribadi, tetapi juga untuk dibagikan di media sosial. Foto-foto tersebut sering ditempel di bagian belakang ponsel, dijadikan gantungan kunci, atau diselipkan ke dalam saku celana jeans, menambah sentuhan gaya dan nilai kenangan.
Lonjakan popularitas photobooth sebagian besar didorong oleh pengaruh media sosial. Banyak anak muda membagikan foto mereka di platform seperti Instagram, TikTok, dan media sosial lainnya. Photobooth modern kini dilengkapi fitur-fitur canggih seperti filter augmented reality (AR), latar belakang virtual, hingga kemampuan berbagi hasil foto secara instan ke media sosial. Inovasi ini menjadikan photobooth sebagai daya tarik utama dalam berbagai acara, mulai dari konser, festival, hingga pesta pernikahan.
Selain itu, photobooth menawarkan hasil cetakan instan maupun digital yang langsung dapat dibagikan. Fitur pembayaran digital serta opsi kustomisasi bingkai foto turut mempermudah pengguna dan meningkatkan daya tarik photobooth bagi kalangan muda. Teknologi photobooth kini makin canggih. Hasil foto bisa langsung diunduh lewat kode QR. Beberapa studio juga menyediakan cermin, alat catok, hingga hair dryer, agar pengunjung bisa tampil maksimal saat berfoto.
Photobooth terus digemari sebagai sumber hiburan interaktif sekaligus sarana untuk mengekspresikan kreativitas. Ia memberikan pengalaman fotografi yang khas dan memungkinkan anak muda menyimpan kenangan dalam bentuk fisik maupun digital. Dengan ragam tema, properti, dan teknologi terbaru, photobooth berhasil menarik perhatian generasi muda.
Popularitas photobooth diperkirakan akan terus meningkat seiring perkembangan teknologi dan kebutuhan anak muda untuk mengabadikan momen secara instan dan estetik. Photobooth kini tidak lagi sekadar alat cetak foto, tetapi telah menjadi bagian penting dari gaya hidup, hiburan, dan ekspresi diri generasi digital masa kini.
https://www.tempo.co/newsletter/tren-photo-booth-di-kalangan-anak-muda-untuk-foto-9545
https://klasika.kompas.id/baca/photobox-tren-lama-yang-naik-daun-lagi/
https://photolabtech.com/blog/tren-photobooth/