Oleh : Srinadia Sirumapea
Tentang rumahku.
Yang kutinggal dengan segenap rasa syahdu.
Telah kuukir setiap kisah di kota itu dalam secangkir rindu.
Meski dalam sepi yang paling sepi.
Ada secangkir rindu paling rindu.
Bibir dan jiwa pendosa ini melafalkan sebait doa.
Jika berada pada persimpangan,
“Tuhan, tuntun aku dalam kerapuhan imanku, agar segala keraguan tidak mengganggu perjalananku”.
Meski sendiri memungut sepi.
Tetapi berteman secangkir kopi impian
Pada tiap pagi secangkir kopi harapan semoga terwujud.
Yang abadi dalam rasa,cita dan asa.
Tiap frasa akan bercerita
Tentang bagaimana menikmati sendu
Lalu mengkonversi bahagia
Tanpa ambisi yang menguras energi.