Author Name: Fanesa Nurfadillah
Medan | Neraca – Nur Rahmi Aqilia atau yang akrab disapa Rahmi merupakan perempuan kelahiran asal Kisaran yang lahir pada tanggal 7 September 2000. Nur Rahmi Aqilia saat ini merupakan seorang mahasiswa aktif Ilmu Komunikasi di Universitas Sumatera Utara. Di tengah kesibukannya sebagai mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyusun skripsi sambil bekerja, Rahmi pun tetap ingin produktif dalam hal pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat.
Bakti Milenial merupakan sebuah program yang dirancang untuk mengajak kaum milenial memberikan kontribusinya secara nyata dalam memberikan ide kreatif guna memberikan solusi yang berkelanjutan.
Rahmi baru saja diumumkan lolos menjadi Fully Funded Volunteer pengabdian yang diwadahi oleh Bakti Milenial dan bertempat di Labuan Bajo. Dalam pengabdian ini, ia mengambil divisi pendidikan dan Rahmi akan berangkat pada pertengahan bulan Juni 2022 mendatang bersama teman-teman yang lain dari daerah dan provinsi yang berbeda. Menariknya, ternyata ia merupakan satu-satunya mahasiswa dari Sumatera Utara yang terpilih untuk mendapatkan jalur pembiayaan penuh untuk pengabdian di sana.
Pengalaman dalam bidang pengabdian tidak hanya itu, Rahmi pun saat ini menjadi Co-Founder dari sebuah organisasi yang diberi nama Rumah Caper “Rumah Cerdas Anak Perempuan Indonesia” yang fokus kepada pemberdayaan anak perempuan, pendidikan untuk anak-anak serta fokus kepada isu pernikahan dini. Lokasi dari Rumah Caper ini tepat di Dusun III Desa Danau Sijabut Kecamatan Air Batu-Asahan dan didirikan sejak tahun 2016. Sebagai Co – Founder Rumah CAPER, Rahmi ikut aktif dalam mengikuti seluruh kegiatan yang di adakan oleh Rumah CAPER. Aktif di organisasi dan memperbanyak pengalaman tidak membuat Rahmi lupa dalam mengejar prestasi akademik dan mengerjakan tugas akhirnya karena hal utama yang harus rahmi kejar adalah skripsi karna kita sudah berjanji dengan orang tua.
Rahmi mengakui bahwa setiap kegiatan yang dilakukannya hingga saat ini berdampak baik bagi masa depannya, Rahmi juga berharap agar kedepannya ia mendapat lebih banyak peluang mencoba hal baru yang bisa menambah pengalamannya, terlebih di bidang pendidikan.
Berbicara mengenai pemberdayaan anak perempuan untuk kesetaraan gender di desa sudah menjadi hal yang tabu. Apalagi Isu pernikahan anak, tidak hanya popular di kota tetapi juga di desa. Kebanyakan remaja putri di desa memiliki perspektif dan pemahaman bahwa usia 17 tahun waktunya menikah ,ada yang putus sekolah sejak dari SD, SMP, bahkan ada yang tidak bersekolah dan belajar sama sekali.
Selain kecintaanya terhadap pendidikan dan pengabdian banyak prestasi dan pengalaman yang sudah ia dapatkan. Mulai dari Penerima Beasiswa Bank Indonesia 2020-2021, Vicee Talent Hunt, Voluenteer CMR PKBI Sumatera Utara, MC, Duta Genre , dan Digital Matketing.
Untuk memberikan motivasi kepada generasi muda saat ini, Rahmi berpesan, “selagi kita masih muda, masih punya energi, masih bisa produktif, lakukanlah yang terbaik karena aku percaya sebaik-baiknya manusia tentunya yang bermanfaat untuk orang lain , maka dari itu jadilah orang yang tidak hanya menjadi berkualitas untuk dirimu sendiri tapi juga pikirkan sekitar dan orang-orang baik karena semakin besar dampak baik yang kita berikan maka semakin berkah hidup kita, hal ini lah yang dirasakan oleh Rahmi”.