Medan | Neraca – Dyyo Samuel Tamba, mahasiswa program studi Manajemen Bisnis di Politeknik Negeri Medan (Polmed), berhasil mengharumkan nama kampusnya dengan meraih medali perunggu dalam kompetisi catur di ajang Pekan Olahraga dan Seni Nasional (PORSENI) XIV yang digelar di Kota Malang pada 22 Juli 2024. Prestasi ini merupakan bukti nyata dedikasi dan kerja keras Dyyo dalam mengasah kemampuan bermain catur di tengah kesibukan akademiknya.
Dalam proses persiapan menuju kompetisi, Dyyo Samuel Tamba selalu berusaha menjaga keseimbangan antara studi dan latihan. Ia membagi waktu dengan bijak untuk memastikan tidak ada satupun yang terabaikan. “Untuk latihan di hari kuliah, biasanya saya hanya latihan online saja. Tapi jika akhir pekan atau hari libur, saya meluangkan waktu untuk latihan offline bersama teman atau pelatih saya,” ungkap Dyyo Samuel. Pendekatan fleksibel ini memungkinkannya untuk tetap fokus pada kedua tanggung jawab penting tersebut.
Menghadapi kompetisi catur tidak hanya membutuhkan keterampilan teknis tetapi juga kesiapan mental. Dyyo menyadari pentingnya strategi yang matang dalam setiap pertandingan. “Begitu banyak strategi yang harus diasah dalam mempersiapkan diri mengikuti kompetisi ini, dan semuanya akan ditunjukkan saat kompetisi berlangsung,” jelasnya. Menurut Dyyo, salah satu kunci sukses dalam memenangkan sebuah kompetisi adalah dengan menunjukkan sikap percaya diri yang tinggi dan tidak menunjukkan rasa takut di hadapan lawan. “Strategi yang saya punya adalah dengan menunjukkan bahwa diri saya tidak memiliki rasa takut ketika berhadapan dengan lawan, atau yang biasa kami sebut menunjukkan mental,” ujarnya.
Meski berhasil meraih medali perunggu, perjalanan Dyyo di PORSENI XIV tidak selalu mulus. Ada momen-momen penuh tantangan yang menguji kemampuan dan ketenangannya. Salah satu momen yang paling berkesan bagi Dyyo adalah saat ia melakukan kesalahan besar (blunder) dalam pertandingan catur cepat pada pertandingan ketiga. “Saat itu, saya melakukan blunder besar di nomor pertandingan catur cepat. Jika saja saya tidak salah kalkulasi langkah dan tidak memajukan kuda di petak C3, saya seharusnya bisa menang di pertandingan ketiga ini,” kenangnya. Namun, berkat ketenangan dan fokusnya, Dyyo berhasil bangkit dan menutup pertandingan catur standar dengan hasil yang baik, yang akhirnya membawanya meraih medali perunggu di ajang ini.
Dyyo menyadari bahwa setiap kompetisi adalah sebuah pelajaran berharga, tidak hanya tentang teknik permainan tetapi juga tentang bagaimana mengelola emosi dan strategi di bawah tekanan. Pengalaman di PORSENI XIV telah memberinya wawasan baru tentang pentingnya persiapan yang matang, baik secara fisik maupun mental.
Di balik keberhasilannya, Dyyo tidak lupa memberikan pesan semangat kepada sesama mahasiswa dan generasi muda yang mungkin sedang mempersiapkan diri untuk kompetisi di masa depan. “Untuk kawan-kawan yang lain, tetap semangat mengejar prestasi. Yang penting adalah percaya diri dan yakin pada diri sendiri. Dan yang paling penting, jangan lupa bersyukur dan selalu berusaha untuk membantu orang lain,” pesan Dyyo dengan penuh semangat.
Prestasi yang diraih Dyyo Samuel Tamba di PORSENI XIV ini bukan hanya membanggakan bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi Politeknik Negeri Medan dan seluruh mahasiswa yang terinspirasi oleh dedikasi dan kerja kerasnya. Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa dengan disiplin, strategi yang tepat, dan mental yang kuat, siapa pun bisa mencapai hasil yang gemilang di berbagai bidang kompetisi. (AN)