Medan | Neraca – Menjelang akhir masa studi, mahasiswa tingkat akhir Politeknik Negeri Medan (Polmed) dibuat cemas oleh kabar bahwa wisuda tahun ini akan dilaksanakan secara daring. Isu tersebut berhembus di kalangan mahasiswa D4 stambuk 2021 dan D3 stambuk 2022. Kabar ini menyebutkan bahwa pihak kampus akan menggelar wisuda online sebagai bagian dari kebijakan efisiensi anggaran.
Isu tersebut menjadi bahan perbincangan hangat, terutama di antara mahasiswa semester akhir yang menanti momen wisuda sebagai bentuk penghargaan atas perjuangan mereka menyelesaikan studi. Kekhawatiran semakin memuncak saat beberapa dosen dan bahkan ketua jurusan menyampaikan hal serupa kepada mahasiswa bimbingannya, menimbulkan keresahan yang lebih luas.
Menanggapi hal itu, Ketua Umum Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Polmed periode 2024/2025, Samuel Al Qadir Richardo Napitupulu, segera mengambil langkah cepat. Ia langsung menjadwalkan pertemuan dengan Wakil Direktur III Bidang Kemahasiswaan, Ahmad Kholil, S.E., M.Si, untuk mengkonfirmasi kebenaran isu tersebut.
“Saya langsung menemui Wadir III, Pak Ahmad Kholil, pada Jumat, 9 Mei 2025, untuk mengonfirmasi isu ini,” ujar Samuel. Ia mengaku sudah mendengar kabar serupa dua minggu sebelumnya, namun awalnya mengira itu hanya spekulasi mahasiswa. Namun, setelah beberapa dosen bahkan ketua jurusan mulai menyampaikan informasi serupa ke mahasiswa bimbingannya, Samuel menilai isu ini harus segera diklarifikasi secara resmi.
Pertemuan dengan Wadir III dilaksanakan di ruangannya pukul 11.30 wib. Samuel datang bersama Presiden Mahasiswa dan perwakilan Kementerian Kesekretariatan DPM. Mereka membawa kajian aspirasi berjudul “Suara yang Tak Boleh Diabaikan,” yang merangkum keresahan mahasiswa.
Dalam pertemuan tersebut, Samuel menegaskan pentingnya pelaksanaan wisuda secara luring sebagai bentuk penghormatan atas perjuangan mahasiswa. Menanggapi hal ini, Wadir III menegaskan bahwa wisuda akan tetap dilaksanakan secara langsung (offline), dan pihak kampus akan membahasnya lebih lanjut di forum pimpinan.
Selain isu wisuda, pertemuan ini juga menjadi ruang untuk menyampaikan berbagai keluhan mahasiswa, terutama soal fasilitas dan kenyamanan kampus.
- Fasilitas Organisasi Mahasiswa (Ormawa)
Banyak organisasi mahasiswa kesulitan menjalankan program kerja karena keterbatasan fasilitas. Beberapa ruang sekretariat Ormawa tidak layak pakai. Selain itu, pelarangan kegiatan di akhir pekan dan prosedur perizinan yang harus melewati instansi luar seperti Mako USU, menjadi hambatan dalam menjalankan agenda kemahasiswaan.
- Fasilitas Umum Kampus
Mahasiswa mengeluhkan kondisi fasilitas umum di kampus yang kurang memadai. Beberapa keluhan yang sering muncul antara lain kamar mandi yang berbau tidak sedap, AC yang tidak berfungsi di sejumlah ruangan dan gedung, serta proyektor yang rusak di beberapa gedung seperti Gedung U dan Gedung N. Selain itu, perpustakaan sering kali penuh, sehingga mahasiswa terutama yang sedang menyelesaikan Tugas Akhir kesulitan mendapatkan tempat belajar. Akibatnya, mereka terpaksa belajar di luar perpustakaan, bahkan duduk di lantai.
- Fasilitas dan Pembinaan UKM
Beberapa Unit Kegiatan Mahasiswa seperti UKM Karate dan Robotika dilaporkan vakum akibat tidak adanya pembina aktif. SK pembina pun belum diperpanjang hingga pertengahan tahun, menyebabkan kegiatan pembinaan dan pengembangan minat mahasiswa tidak dapat berjalan optimal.
- Kebersihan dan Kenyamanan Lingkungan
Sejumlah dosen menyampaikan keluhan terkait kebersihan lingkungan kampus, seperti luar ruang sekretariat BEM yang kotor yang menimbulkan bau tak sedap. Kondisi ini jelas mengganggu kenyamanan dalam beraktivitas, baik bagi mahasiswa maupun dosen yang melewati
Samuel menyampaikan bahwa Wadir III berkomitmen akan meneruskan seluruh aspirasi mahasiswa ke pimpinan kampus dan segera menindaklanjuti beberapa poin, termasuk mempercepat pembaruan SK pembina UKM. “Saya berharap aspirasi ini benar-benar diperhatikan. Mahasiswa butuh kampus yang bukan hanya terlihat bagus dari luar, tapi juga nyaman, layak, dan mendukung penuh kegiatan belajar maupun organisasi di dalamnya,” tutup Samuel.
Dengan klarifikasi langsung dari pihak kampus, mahasiswa kini bisa bernapas lega karena wisuda tetap akan berlangsung secara luring. Harapannya, aspirasi-aspirasi lain yang telah disampaikan tidak hanya didengar, tetapi juga ditindaklanjuti dengan nyata demi terciptanya lingkungan kampus yang lebih baik dan manusiawi bagi seluruh civitas akademika Polmed. (VW)