Medan | Neraca
INTERNATIONAL CONFERENCE REVITALIZATION OF VOCATION EDUCATION IN FREE TRADE ERA (ICERVED) 2016 telah dilaksanakan pada hari Jum’at 29 Januari 2016 di Gedung Administrasi Bisnis lantai 5 Politeknik Negeri Medan. Acara ini bertujuan untuk membicarakan bagaimana baiknya pendidikan vokasi untuk kedepannya dan juga melatih dosen- dosen untuk membuat karya tulis ilmiah.
Acara yang diketuai oleh Agus Rangkuti yang dihadiri oleh 80 orang peserta yang tidak hanya berasal dari Indonesia saja. Acara tersebut ditujukan untuk para dosen, peneliti, dan guru- guru yang terlibat dibidang vokasi seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dan juga turut dihadiri oleh beberapa pembicara dari 6 Negara yang berbeda, yaitu M. Syahruddin, ST, MT (Indonesia) , Prof. Ramli (Indonesia), Dr. Alias Bin Mat Saad (Malaysia), Sri Farley (New Zealand), Thomas Crement (Perancis), Dipl, Ing. Lilik Darmadi (Jerman), dan juga Dr. Joner Napitupulu (Polandia).
Pada acara ini ,setiap partisipasi atau peserta akan mempresentasekan hasil penelitian tentang pendidikan di bidang vokasi, dan juga dapat saling bertukar pandangan tentang perbedaan- perbedaan yang ada didalam bidang pendidikan vokasi, setelah itu paper atau hasil dari penelitian tersebut akan dikumpulkan menjadi satu dan akan dibukukan.
Secara umum, Muhidin sebagai partisipasi dibidang SMK menambah, bahwa pendidikan vokasi atau kejuruan dimulai dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan dilanjutkan lagi ke Politeknik seperti D1 sampai ke D4(spesialis). Vokasi juga menjadi tulang punggung karena sebagian besar lulusan dari SMK berada disektor industri, oleh karena itu pendidikannya lebih banyak orientasi pekerjanya atau praktek dari pada teorinya .
“Semoga ada lagi even seperti ini yang lebih baik. Dengan waktu yang lebih panjang untuk melakukan penelitian agar dapat membuat paper yang lebih sempurna lagi dan juga lebih banyak partisipasi jadi dapat bertukar pandangan tentang pendidikan di bidang vokasi” ucap Rahayu Hasan dari Malaysia sebagai partisipan. (Ner-NO/ADZ)