Penulis: Euodia Evelyn
Di era yang serba canggih seperti sekarang, media sosial telah menjadi bagian penting dalam kehidupan anak muda. Platform seperti Instagram, TikTok, dan X (sebelumnya Twitter) tidak lagi hanya digunakan untuk hiburan, tetapi juga berperan besar dalam memengaruhi cara berpikir, belajar, dan berinteraksi. Meski demikian, pengaruh media sosial terhadap pola pikir mahasiswa sangat kompleks dan beragam.
Penelitian yang dilakukan oleh Winata dan Sufyanto (2024) menunjukkan bahwa penggunaan media sosial memiliki dampak signifikan terhadap pola pikir dan gaya hidup mahasiswa. Konten yang dikonsumsi melalui media sosial dapat membentuk pandangan serta sikap terhadap berbagai isu sosial dan budaya. Misalnya, tren dan opini yang viral di media sosial sering menjadi acuan dalam membentuk pola pikir, bahkan menggantikan peran sumber informasi tradisional seperti buku dan dosen.
Lebih lanjut, penelitian Nariswari (2024) menemukan bahwa konsumsi konten singkat dan instan di media sosial dapat menurunkan kemampuan berpikir kritis dan tingkat konsentrasi. Mahasiswa yang menghabiskan 5–10 jam per hari di media sosial cenderung terdistraksi dan kurang termotivasi untuk menggali informasi lebih dalam, karena merasa konten yang diperoleh sudah mencukupi. Kepuasan instan dari media sosial juga berkontribusi pada hilangnya fokus dan munculnya ketergantungan terhadap informasi yang serba cepat.
Dampak negatif lainnya juga menyentuh aspek kesehatan mental. Penelitian oleh Wardani et al. (2024) mengungkapkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat memicu gangguan kesehatan mental, seperti kecemasan dan depresi. Mahasiswa yang lebih banyak menghabiskan waktu di media sosial cenderung mengalami penurunan kesejahteraan psikologis akibat perbandingan sosial yang bersifat negatif.
Namun demikian, media sosial juga memiliki dampak positif. Penelitian Ramadhan et al. (2024) menunjukkan bahwa penggunaan media sosial memberikan kontribusi positif terhadap proses pembelajaran, khususnya dalam hal kolaborasi dan akses informasi. Mahasiswa dapat memanfaatkan platform ini untuk riset, diskusi kelompok, serta berbagi materi kuliah.
Dalam konteks lokal, penelitian Ardiyanti et al. (2024) di Universitas Negeri Medan menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang tidak terkontrol dapat menyebabkan gangguan fokus, penurunan efektivitas belajar, serta kecenderungan multitasking yang berdampak pada prestasi akademik. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi manajemen waktu dan penggunaan media sosial yang bijak agar mahasiswa dapat meraih manfaatnya tanpa mengorbankan kualitas belajar.
Secara keseluruhan, media sosial memberikan pengaruh besar terhadap pola pikir mahasiswa. Penggunaan yang bijak dan terkendali dapat mendukung pembelajaran dan pengembangan diri. Sebaliknya, penggunaan yang tidak terarah dapat melemahkan kemampuan berpikir kritis, menurunkan konsentrasi, serta berdampak buruk pada kesehatan mental. Oleh sebab itu, penting bagi mahasiswa untuk meningkatkan literasi digital dan kesadaran terhadap dampak media sosial, serta bagi para pengajar untuk menyediakan program edukatif guna mendorong penggunaan media sosial secara sehat dan produktif.
Referensi:
https://journal.pubmedia.id/index.php/interaction/article/view/2890
https://journal.uc.ac.id/index.php/vicidi/article/view/5191
https://journal.uii.ac.id/thullab/article/view/34197
https://openjournal.unpam.ac.id/index.php/PSM/article/view/45136
https://jurnalmahasiswa.com/index.php/jriin/article/view/2203
https://publikasi.abidan.org/index.php/benefit/article/view/1057
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/jk/article/view/1310
https://jurnal.ut.ac.id/index.php/ikomik/article/view/8310
https://repository.unja.ac.id/70003/
https://journal-laaroiba.com/ojs/index.php/edu/article/view/5287