Tiada Hasil
Tinjau Semua Hasil
  • Beranda
  • Kampus
    • KEMA
    • BEM
    • DPM
    • LPM
    • UKM
    • HMPS
  • Umum
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Ekonomi
  • Publikasi
    • Buletin
    • Majalah
  • Opini
  • Tips dan Trik
  • Tentang Kami
Tiada Hasil
Tinjau Semua Hasil
PORTAL BERITA
  • Beranda
  • Kampus
    • KEMA
    • BEM
    • DPM
    • LPM
    • UKM
    • HMPS
  • Umum
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Ekonomi
  • Publikasi
    • Buletin
    • Majalah
  • Opini
  • Tips dan Trik
  • Tentang Kami
Tiada Hasil
Tinjau Semua Hasil
LPM Neraca
Tiada Hasil
Tinjau Semua Hasil
Beranda Artikel

Mengapa Sejarah Indonesia Ditulis Ulang?

lpmneraca oleh lpmneraca
Juni 6, 2025
dalam Artikel
0 0
0
141
PENONTON
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Euodia Evelyn 

Medan | Neraca –Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto sedang mengerjakan sebuah proyek untuk menyusun ulang sejarah Indonesia, yang akan selesai pada tanggal 17 Agustus 2025. Proyek ini, yang digerakkan oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan melibatkan 113 sejarawan dari berbagai perguruan tinggi, bertujuan untuk memberikan sepuluh jilid buku pelajaran sejarah yang akan diinstruksikan di sekolah-sekolah. Namun, kegiatan ini telah dikritik keras oleh berbagai kalangan, karena dikhawatirkan akan mengarah pada penafsiran sejarah tunggal yang mengabaikan peristiwa-peristiwa penting dalam perjalanan bangsa.

  1. Kekhawatiran Terhadap Penghilangan Sejarah

Draf awal dari perubahan sejarah yang diedarkan pada Januari 2025 tidak menyertakan sejumlah peristiwa penting dalam sejarah Indonesia. Hal ini mencakup Pemberontakan Madiun 1948 oleh PKI, peristiwa G30S 1965, pelanggaran hak asasi manusia yang nyata di tengah-tengah masa Orde Baru, dan penculikan para aktivis pro-reformasi pada tahun 1997-1998. Kekhawatiran muncul bahwa penghilangan ini ditujukan untuk menyingkirkan tokoh-tokoh tertentu dari sejarah, termasuk Presiden Prabowo Subianto, yang dikaitkan dengan penculikan aktivis.

  1. Kritik dari Kalangan Akademisi dan Aktivis

Aliansi Keterbukaan Sejarah Indonesia (AKSI), yang beranggotakan para mahasiswa sejarah dan aktivis hak asasi manusia, melihat proyek ini sebagai upaya untuk mempolitisasi sejarah yang dapat merusak integritas akademik dan menggelapkan kebenaran. Mereka menekankan pentingnya sejarah yang inklusif danmencerminkan sudut pandang yang berbeda serta bukan hanya narasi yang menguntungkan pihak yang berkuasa.

Bonnie Triyana, anggota Komisi X DPR RI, memperingatkan bahwa buku-buku sejarah resmi yang dibuat oleh pemerintah dapat menjadi alat untuk melegitimasi kekuasaan jika tidak dibuat dengan cara yang transparan dan ilmiah. Dia menekankan perlunya keterlibatan publik dan uji publik dalam proses penulisan sejarah agar tidak terjadi monopoli narasi.

  1. Pemerintah Menanggapi Kritik

Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyatakan bahwa penulisan ulang sejarah ini bukan merupakan proyek baru, namun merupakan kelanjutan dari misi Kementerian Kebudayaan yang sejak awal dibentuk. Ia menekankan bahwa buku-buku sejarah yang akan datang tidak akan menjadi sejarah resmi, tetapi sebuah referensi bersifat Indonesia-sentris. Fadli juga menjelaskan bahwa akan ada dialog terbuka dan uji publik untuk menjamin keterlibatan berbagai pihak dalam penyusunannya.

  1. Dampak Terhadap Generasi Muda

Penjelasan sejarah dengan tafsir tunggal di sekolah-sekolah dapat memberikan dampak yang nyata terhadap pemahaman generasi muda tentang masa lalu negara ini. Ketika representasi sejarah disusun secara selektif dan mengabaikan peristiwa-peristiwa penting, para siswa yang tidak mengerti akan kehilangan kesempatan untuk menghafal kesalahan-kesalahan di masa lalu dan memahami kompleksitas perjalanan bangsa. Hal ini dapat menghambat kemajuan perkembangan pemikiran kritis dan kesadaran sejarah yang sehat.

Penulisan ulang sejarah Indonesia oleh pemerintah harus dilakukan dengan prinsip keterbukaan, inklusivitas, dan integritas akademik. Sejarah dapat menjadi milik bersama yang harus mencerminkan berbagai sudut pandang dan pengalaman. Upaya untuk menyusun narasi tunggal yang menguntungkan pihak tertentu hanya akan merusak pemahaman kolektif dan menghambat proses rekonsiliasi nasional. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak untuk terlibat aktif dalam memastikan bahwa sejarah yang diajarkan di sekolah-sekolah mencerminkan kebenaran dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sunber:

https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20250508124815-33-632028/prabowo-mau-tulis-ulang-sejarah-indonesia-tak-dijajah-350-tahun

https://indonesia.go.id/kategori/sosial-budaya/9437/libatkan-113-sejarawan-sejarah-indonesia-akan-ditulis-ulang

https://kbr.id/berita/nasional/penulisan-ulang-sejarah-indonesia-penculikan-aktivis-reformasi-1998-ditulis-lengkap-

https://www.historia.id/article/penulisan-sejarah-indonesia-2025-bukan-sejarah-resmi-vy8jk

Tag: bukuindonesiasejarah

Terkait Pos-pos

Artikel

Sejenak Tanpa Layar: KITASATU Ajak Mahasiswa Lawan Kecanduan Digital

oleh lpmneraca
Oktober 5, 2025
0

Medan | Neraca — Komunitas SADAR WAKTU berhasil menyelenggarakan acara yang sangat relevan dengan isu digital masa kini, bertajuk “Sejenak...

Baca lebih lanjut

LGD AIESEC in USU Successfully Wrapped Up

Oktober 4, 2025

Sukses Digelar, Canva Goes to Campus PIJAR USU Tampilkan Fitur Rahasia dan Bentuk Komunitas Kreatif

September 24, 2025

Pelantikan Koordinator dan Sekjen APM Sumatera Utara: Momentum Baru Gerakan Pers Mahasiswa

September 16, 2025

IHSG Menguat Usai Purbaya Salurkan Dana Rp200 Triliun ke Bank Himbara

September 15, 2025

Terbuang Dalam Waktu Barasuara Menyuarakan Perasaan Kehilangan dan Harapan dalam Harmoni yang Mendalam

September 13, 2025

Popular Posts

LPM

LPM Neraca Sukses Gelar Exvo Art Exhibition x WE CITA 2025 Mempertemukan Seni dan Jurnalistik

oleh lpmneraca
Oktober 11, 2025
0

Medan | Neraca — Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Neraca Politeknik Negeri Medan (POLMED) sukses menggelar Exvo Art Exhibition x We...

Baca lebih lanjut

LPM Neraca Sukses Gelar Exvo Art Exhibition x WE CITA 2025 Mempertemukan Seni dan Jurnalistik

VICE Exhibition Vol. 2 Sebagai Wadah Eksplorasi Kreativitas Tanpa Batas Mahasiswa TRMG Polmed

Sejenak Tanpa Layar: KITASATU Ajak Mahasiswa Lawan Kecanduan Digital

KEMA Polmed Gelar Diskusi Tindak Lanjut Aksi “Polmed di Ujung Tanduk”

Polmed Terbitkan Surat Edaran Penyesuaian Jadwal Perkuliahan Selama Pelaksanaan Wisuda

LGD AIESEC in USU Successfully Wrapped Up

Muat Lebih Banyak


Popular Posts

Kekecewaan Cinta dalam Lagu ‘I Don’t Love You’ dari My Chemical Romance

oleh lpmneraca
Maret 15, 2024
0

Birds of a Feather Karya Billie Eilish Ungkapkan Cinta yang Obsesif dan Posesif

oleh lpmneraca
Juli 17, 2024
0

Drunk Text by Henry Moodie: Mengungkap Perasaan Cinta Dalam Diam dan Ketakutan Friendzone

oleh lpmneraca
Februari 20, 2024
0

LPM Neraca

© 2024 LPM Neraca Polmed

Contacts

Follow Us

Tiada Hasil
Tinjau Semua Hasil
  • Beranda
  • Kampus
    • KEMA
    • BEM
    • DPM
    • LPM
    • UKM
    • HMPS
  • Umum
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Ekonomi
  • Publikasi
    • Buletin
    • Majalah
  • Opini
  • Tips dan Trik
  • Tentang Kami

© 2024 LPM Neraca Polmed

Selamat Datang Kembali!

Masuk ke akun Anda di bawah ini

Lupa Kata Sandi?

Buat Akun Baru!

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

Semua bidang diisi. Masuk

Dapatkan kembali kata sandi Anda

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk

Tambahkan Daftar Putar Baru