Medan | Neraca – Selasa, 15 April 2025. Sistem Pembelajaran Digital (SIPADI) milik Politeknik Negeri Medan akhirnya kembali dapat diakses sejak Senin, 14 April 2025, setelah mengalami gangguan selama lebih dari satu minggu. Selama periode 5 hingga 13 April 2025, layanan SIPADI tidak dapat digunakan oleh mahasiswa maupun dosen karena sedang menjalani proses pemeliharaan oleh tim Unit Penunjang Akademik Teknologi Informasi dan Komunikasi (UPA TIK) Polmed.
Gangguan ini sempat menimbulkan kebingungan di kalangan sivitas akademika. Setiap kali mencoba membuka laman SIPADI, pengguna hanya disambut dengan pesan bertuliskan “We’ll be back soon. Sorry for the inconvenience but we’re performing some maintenance at the moment. We’ll be back online shortly!” Pesan tersebut menunjukkan bahwa sistem sedang dalam tahap perbaikan, namun tidak memberikan kepastian waktu kapan layanan akan kembali normal.
SIPADI merupakan platform digital berbasis web yang digunakan oleh mahasiswa dan dosen Politeknik Negeri Medan dalam menunjang kegiatan perkuliahan sehari-hari. Melalui sistem ini, mahasiswa dapat mengisi kehadiran, mengunduh materi kuliah, mengumpulkan tugas, serta mengakses rekaman perkuliahan sebelumnya. Sementara itu, para dosen menggunakan SIPADI untuk mengelola materi ajar, memantau kehadiran mahasiswa, serta menyampaikan pengumuman akademik.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, gangguan akses SIPADI disebabkan oleh penuhnya partisi sesi pada sistem, yang mengakibatkan server menjadi tidak stabil. Hal tersebut memaksa tim UPA TIK untuk menonaktifkan layanan sementara guna melakukan perbaikan menyeluruh. Sebagai langkah strategis, pihak kampus memutuskan untuk menutup akses SIPADI sepenuhnya, baik bagi dosen maupun mahasiswa.
Meskipun SIPADI tidak dapat digunakan selama masa pemeliharaan, kegiatan perkuliahan tetap berlangsung dengan memanfaatkan platform daring lainnya. Namun, banyak mahasiswa dan dosen menganggap gangguan tersebut terjadi pada waktu yang kurang tepat. Pasalnya, Polmed saat ini tengah menjalankan perkuliahan daring sebagai dampak dari kebijakan efisiensi anggaran. Hal ini membuat sebagian mahasiswa merasa kebingungan, terutama dalam hal pengumpulan tugas, pengisian presensi kehadiran, serta akses terhadap materi kuliah.
Kini, setelah proses perbaikan selesai, SIPADI tidak hanya kembali aktif, tetapi juga hadir dengan tampilan baru yang lebih modern dan segar. Pembaruan meliputi antarmuka yang lebih responsif, perpaduan warna yang lebih menarik, serta penambahan sejumlah fitur baru yang dirancang untuk mempermudah pengguna dalam mengakses layanan pembelajaran daring.
Beberapa mahasiswa yang telah mencoba versi terbaru SIPADI mengungkapkan bahwa tampilan baru terasa lebih ringan dan mudah dinavigasi. Fitur-fitur seperti kalender akademik, pengingat tugas, dan notifikasi waktu nyata juga mengalami peningkatan. Hal ini menjadi angin segar bagi seluruh sivitas akademika, khususnya di era digital yang menuntut efisiensi dan kecepatan dalam proses pembelajaran.
Dengan kembalinya SIPADI beserta berbagai peningkatan yang ditawarkan, diharapkan proses pembelajaran di Politeknik Negeri Medan dapat berlangsung lebih optimal, terintegrasi, dan adaptif terhadap perkembangan teknologi informasi. SIPADI bukan sekadar platform digital, melainkan bagian penting dari infrastruktur akademik yang menjadi tulang punggung digitalisasi pendidikan di lingkungan kampus. (THA/VW)


